Eramuslim.com – Mitos terkait presiden yang mengunjungi Kediri bakal lengser mencuat usai Sekretaris Kabinet Pramono Anung melarang Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Kediri. Politikus PDIP Aria Bima mengusulkan agar Jokowi segera mengagendakan kunjungan ke Kediri terkait sejarah dan potensi di kota tersebut.
“Dalam hal Presiden Jokowi berkunjung ke Kediri, hal itu perlu segera diagendakan. Mengingat histori Kediri yg punya raja besar dan kerajaan besar. Airlangga, Daha, Jenggala, Singasari, Majapahit, Demak, Pajang, Mataram, dan seterusnya. Begitu juga terkait dengan Kediri saat ini yang cukup makmur sebagai kota tahu dan kota rokok,” kata Aria kepada wartawan, Senin (17/2/2020).
Aria tak ambil pusing dengan mitos tersebut. Justru menurutnya, kehadiran Jokowi di Kediri diperlukan untuk memberi pencerahan agar bangsa Indonesia berpikir lebih rasional.
“Adapun sehubungan dengan mitos, justru kehadiran Presiden Jokowi ke Kediri merupakan pencerahan spiritual dan politik bahwa bangsa kita harus semakin rasional,” ujarnya.
Menurut Aria, dalam perkembangan peradaban, manusia menanggapi kehidupan melalui mitos sebelum lahirnya filsafat dan ilmu pengetahuan. Aria mengatakan pola itu telah berlangsung ribuan tahun dan akan sulit untuk meminggirkannya dengan serta merta.
“Maka dalam kaitannya dengan endapan mitos tersebut, di sana sini dimungkinkan timbulnya cerita-cerita aneh yang irasional tetapi menarik perhatian. Jadi dalam konteks semacam itulah, Geger Kediri diletakkan pada proporsinya. Terlepas masalahnya benar atau tidak, diterima atau ditolak,” ujar Aria.
Sebelumnya diberitakan, mitos bahwa kunjungan presiden ke Kediri bisa bikin presiden tersebut lengser menjadi pembicaraan di Twitter. Mitos itu diulas lagi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sabtu (15/2). Pramono mengaku melarang Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Kediri.
“Ngapunten (maaf), Kiai, saya termasuk orang yang melarang Pak Presiden untuk berkunjung di Kediri,” ucap Pramono disambut gelak tawa para undangan.
Pernyataan Pramono menanggapi sambutan KH Kafabihi Mahrus, yang menjelaskan bahwa Kediri daerah wingit atau angker untuk presiden. Namun ada cara bagi presiden yang ingin berkunjung ke Kediri dengan aman. Cara itu adalah berkunjung atau berziarah dan berdoa di makam Syekh Al-Wasil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong, Kota Kediri.(dtk)