Anggota Fraksi PKS, Al-Muzammil Yusuf mengkritik pernyataan polisi yang terkesan tidak proporsional menilai aktivitas dakwah. "Kalau polisi mengawasi aktivitas dakwah karena adanya segelintir kecil aktivis dakwah yang disinyalir teroris, ini sudah sangat berlebihan!" ujar anggota komisi yang mengurusi bidang pertahanan dan keamanan termasuk kepolisian.
Menurut Muzammil, bahwa ada aktivis Islam yang ketarik ke teroris itu mungkin saja benar, sebagaimana juga aktivis agama lainnya di berbagai penjuru dunia. Tapi, bandingannya sangat kecil dengan para aktivis masjid yang ternyata memang produktif dalam kebaikan di masyarakat. Di antara mereka ada para ulama, cendekiawan, pengusaha sukses, pelajar berprestasi, bahkan pejabat negara. "Kalau dilihat faktanya, jelas jumlahnya nggak sebanding!" ujar Al-Muzammil.
"Produk utama dari aktivitas dakwah di masjid itu tak lain adalah iman takwa dan akhlak mulia. Dan ini sudah menjadi tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam pasal 31 ayat 3 UUD 1945. Dan itu mengikat seluruh warga dan lembaga negara, termasuk TNI Polri!" jelas mantan aktivis mahasiswa era 90-an ini bersemangat.
Muzammil khawatir dampak peringatan dari Polri ini bisa membuat takut umat Islam yang mulai ingin memperbaiki diri dalam aktivitas dakwah masjid. Ia juga menyayangkan komentar miring dari Pangdam terhadap dakwah, jubah, dan jenggot yang bisa membuat takut masyarakat terhadap dakwah dan masjid.
"Jangan-jangan nanti pembinaan terhadap Polri dan TNI akan jauh dari aktivitas masjid seperti di masa orba dulu," tambah anggota DPR dari daerah pemilihan Lampung ini.
"Saya kira, SBY harus segera meluruskan isu yang berkembang ini karena hal ini bisa merugikan citra pemerintahan SBY yang juga diusung oleh partai-partai Islam!" tambah Al-Muzammil Yusuf. mnh