Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mengatakan bhawa mereka sudah mengidentifikasi pelaku pembunuhan terhadap dua anggota Polres Poso yang jasadnya ditemukan dalam kondisi terkubur Selasa (16/10) lalu.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Pol Dewa Parsana mengatakan polisi mengejar dengan seluruh kekuatan yang ada.
“Identitas pelaku sudah diketahui tapi karena kepentingan penyelidikan kita tidak boleh membuka hanya saja kita memang membutuhkan waktu (untuk menangkapnya) karena kelompok itu berada di ujung gunung,” kata Parsana.
Parsana mengatakan pelaku pembunuhan tergabung dalam kelompok lama yang diduga berperan memantik konflik di Poso, namun bukan warga asli.
“Mereka merupakan orang-orang luar lah. Wilayahnya luas dan banyak simpatisan di sana jadi lebih gampang mereka masuk ke sana.”
Namun Parsana menolak menyebut kelompok mana atau dari daerah mana tersangka pelaku pembunuhan dan kelompoknya berasal.
Kepala Unit Intelijen Kepolisian Sektor Poso Pesisir, Brigadir Pol Sudirman dan anggota tim buru sergap Kepolisian Resor Poso, Brigadir Satu Pol Andi Sapa, dinyatakan hilang sejak Senin (8/10) namun baru ditemukan tak bernyawa dengan luka di leher yang diduga akibat benda tajam, lebih sepekan kemudian.
Kedua aparat dikabarkan tengah mengintai keberadaan kelompok teror yang tengah berlatih di sekitar perbukitan dekat Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kabupaten Poso Pesisir.
Lembaga anti teror, termasuk Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman, menduga pembunuhan dilakukan oleh simpatisan kelompok Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), sebuah tudingan yang dibantah organisasi tersebut.
Juru Bicara Jamaah Anshaut Tauhid, Son Hadi bin Muhadjir kepada BBC mengatakan tidak pernah memiliki pelatihan militer di Poso atau tempat lainnya di Indonesia.(fq/bbc)