Eramuslim.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berunjuk rasa di depan Istana Negara Jakarta, Kamis (21/5). Mereka meminta para mahasiswa yang menyuarakan aspirasi tidak terjebak dalam politik praktis, alias tidak menuntut agar Jokowi dan JK lengser.
“Para mahasiswa agar jauh lebih waspada dengan muatan-muatan politik. Kami menolak politisasi gerakan mahasiswa,” kata Koordinator aksi Daud Gerung saat berorasi.
Menurut Daud, kondisi 1998 dengan saat ini sangat jauh berbeda. Pemerintahan yang ada saat ini merupakan hasil dari proses demokrasi dan pemilihan Presiden pun dipilih langsung oleh rakyatnya. Untuk itu, ia kembali mengingatkan agar tidak mau ditunggangi kepentingan politik tertentu dalam setiap aktivitasnya.
“Menyuarakan aspirasi mahasiswa sah-sah saja. Tapi persoalannya ketika aktivitas itu ditunggangi kepentingan politik, menjadi tidak murni. Gerakan mahasiswa itu adalah gerakan moral, bukan gerakan politik,” bebernya.
Daud meminta agar para mahasiswa memberikan kritik membangun kepada Pemerintahan Jokowi-JK, bukan menyuarakan pelengseran.
“Tuntut kebijakan Jokowi, bukan sosoknya. Itu lebih obyektif dan aspiratif untuk disampaikan ke DPR sebagai wakil rakyat. Jangan gadaikan idealisme kalian hanya untuk memuaskan nafsu kekuasaan. Sangat tidak rasional jika menyamakan Jokowi dengan rezim Soeharto,” tegasnya.
Lebih jauh, Daud menegaskan, hasil Pilpres 2014 memiliki harapan dari Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. “Kita memiliki harapan, harapan itu ada ditangan pemerintah Jokowi. Jadi biarkan pemerintahan Jokowi menyelesaikan PR yang ditinggalkan dari pemerintah sebelumnya,” tandasnya tanpa kritis jika rezim sekarang ini berkuasa setelah melakukan berbagai macam kecurangan dan penipuan yang bersifat sistematis dan massal, didukung keuangan kelompok neo-liberalis.(rz)