eramuslim.com – Kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luqman Hakim, kembali berkomentar terkait dorongan Pemerintah DKI Jakarta agar kendaraan listrik bisa laku di pasaran.
Luqman berpandangan, tidak sedikit urusan yang jauh lebih penting dibikin sulit bahkan dikorbankan demi kendaraan listrik.
“Demi cari cuan banyak dari jualan kendaraan listrik, maka banyak urusan dibikin ruwet dan banyak pihak dikorbankan,” ujar Luqman dalam cuitan Twitternya (28/8/2023).
Meskipun dirinya setuju dengan kendaraan listrik, namun Luqman mengaku menolak cara jualan yang seakan memaksakan kebijakan tersebut.
“Saya setuju dengan kendaraan listrik. Tapi saya tolak tegas cara-cara jualan pakai kekuasaan dengan memaksa kebijakan-kebijakan yang rugikan rakyat,” ucapnya.
Menurut Luqman, kebijakann yang coba diterapkan Heru Budi saat ini terlihat rakus dan tidak memiliki batas.
“Rakus memang tidak ada batas puasnya!,” tandasnya.
Dia kemudian menyinggung soal polusi yang terjadi di Jakarta belakangan ini. Seingatnya, fenomena tersebut telah berlangsung jauh sebelum hari ini.
“Heran, seolah polusi udara baru terjadi 5 atau 10 tahun terakhir ini saja,” katanya.
Luqman berpikir, kebijakan yang diambil pemerintah tanpa pernah berpikir dampak dan resiko bagi masyarakat.
“Yang penting enak dan menguntungkan saja? Kamu juga begitu, Dul? Gak bahaya ta?,” cetusnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono berencana untuk menambah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Kabarnya, rencana tersebut dilakukan guna mendorong masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.
Heru menyebut, pihaknya ingin SPKLU ditambahkan di area-area umum seperti pom bensin hingga pusat perbelanjaan atau mal.
Dikatakan Heru, ada dua wilayah yang menjadi target penambahan SPKLU ini yakni Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Melalui pertambahan SPKLU tersebut, diharapkan masyarakat akan lebih terdorong untuk beralih ke kendaraan listrik guna membantu pemerintah menekan polusi udara di Jakarta.
Pemerintah Indonesia sendiri tengah serius untuk menangani permasalahan tersebut.
Berbagai upaya dilakukan mulai dari Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), penerapan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah hingga pembatasan kendaraan bermotor.
Heru Budi Hartono berharap, Aparatur Sipil Negara (ASN) DKI Jakarta dapat membeli kendaraan listrik sebagai salah satu bentuk upaya perbaikan kualitas udara di Ibu Kota. (sumber: fajar)