Wakil Ketua DPR yang juga Sekjen PKS Anis Matta, menyatakan, "Atas jasa yang telah ditorehkan untuk bangsa ini, Soeharto layak diberi gelar pahlawan nasional. Sekjen DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, mengakui bahwa Soeharto tetap berjasa mengawal pembangunan selama 30 tahun". "Pak Harto sudah membangun bangsa dan negara Indonesia di berbagai sektor", ungkap Anis. (Seputar Indonesia, 26/10).
Sebelumnnya, Partai Golkar, melalui Rapimnas I, yang berlangsung di Hall Kemayoran, beberapa hari yang lalu, menyatakan, "Mayoritas DPD mengusulkan kepada DPP untuk memperjuangkan Pak Harto menjadi pahlawan nasional", ujar Ketua DPP Golkar Firman Subagyo.
Nampaknya, sudah dua partai yang mengusulkan agar Soeharto diberi gelar pahlawan nasional, Golkar dan PKS. Memang, dilihat sejarahnya Golkar wajar mengusulkan Soeharhto menjadi pahlawn nasional, karena yang mendirikan Golkar adalah Soeharto, dan Golkar telah menjadi alat ;politik Soeharto selama 30 tahun.
Dibagian lainnya, PDIP, melalui Ketua MPR Taufik Kemas menolak untuk memberikan gelar kepada Soeharto. "Kenapa mantan presiden diberikan gelar pahlawan? Harusnya dikasih penghormatan dan ditempatkan pada posisi yang selayaknya orang yang pernah jadi presiden", tukasnya. INtinya dengan bahasa yang diplomatis, Taufik Kemas, nampaknya menolak pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto.
Sementara itu, Mensos Salim Segaf yang berasal dari PKS, menyatakan, "Usulan itu datang dari bawah, bupati, gubernur, diseleksi lalu diteruskan ke Kemensos. Selanjutnya, pengajuan kita angkat ke atas yakni Dewan Gelar", ucapnya. Sekarang di Kemensos telah terbentuk tim yang terdiri 11 orang yang akan menyeleksi para calon.
Tetapi, memang jauh sebelumnya, pada 10 Desember 2008, PKS pernah membuat iklan berdurasi 31 detik dengan narasi: ”Mereka sudah lakukan apa yang mereka bisa, mereka sudah beri apa yang mereka punya, mereka guru bangsa kita, mereka pahlawan kita, mereka motivator kita, mereka ilham bagi masa depan kita. Terima kasih guru bangsa, terima kasih pahlawan, kami akan melanjutkan langkah bersama PKS untuk Indonesia sejahtera.” Visualisasinya menampilkan sosok Soekarno, Soeharto, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari, M. Natsir, Mohammad Hatta, Jenderal Sudirman, dan Bung Tomo.
Nampaknya, almarhum Soeharto masih tetap menarik dikalangan para pemimpin partai politik, sehingga masih ada yang ‘keukeuh’ menginginkan agar Soeharto itu diberi gelar pahlawan nasional. (mn/sptr Ind/rpblk).