Sebelumnya, Wakil Ketua Bidang Humas, Mahfudz Sidik mengatakan, Mukernas di Yogyakarta, akhir Februari ini, rencananya akan menentukan sikap, berkaitan dengan capres 2014, di mana PKS akan mencalonkan kadernya sendiri. Meskipun, belum menentukan siapan (namanya) yang akan dimajukan dalam pemilihan nanti.
Tetapi, sekarang, Ketua DPW Jawa Tengah, A Fikri Faqih, mengeluarkan pernyataan, “PKS Jawa Tengah usulkan nama Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk menjadi salah satu kandidat presiden pada pemilu presiden (pilpres) 2014 mendatang”, ujar Fikri.
PKS akan menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), 24-27 Februari, yang akan dilangsungkan di Yogyakarta.
Lebih lanjut, Fikri mengatakan, pemunculan nama-nama calon presiden harus dimulai sejak dini untuk menumbuhkan kaderisasi kepemimpinan nasional. Untuk itu, PKS Jawa Tengah akan usulkan agar DPP segera melakukan komunikasi politik kepada tokoh-tokoh nasional bersedia diusulkan calon presiden (capres). “Salah satu nama atau figur tokoh nasional yang kami rekomendasikan dan layak diusulkan adalah Sri Sultan”, ujarnya.
Mengapa Sri Sultan diunggulkan oleh DPW PKS Jawa Tengah? Fikri menilai sosok Sri Sultan, karena mampu menyelesaikan berbagai masalah tanpa konflik. Pasca gempa besar Yogyakarta tahun 2006, misalnya,Sultan mampu memimpin rekonstruksi dengan tata kelola yang professional.
Dengan pula dengan gonjang-ganjing tentang keistimewaan Yogyakarta. Tanpa kapasitas dan ketokohan Sultan, mungin perseoalan akan menjaid lain, ujar Fikri. Gejolak masyarakat bisa disikapi dengan arif dan ditangani dengan damai.
Langkah-langkah PKS menuju 2014, terus melakukan maneuver politik dengan berbagai strategi, termasuk menjaring tokoh-tokoh diluar partai. Ini sudah berlansung sejak dahulu. Meskipun, para elite partai mengatakan, bahwa akan mengusung tokoh internalnya, tapi saat mengambil keputusan orang luar yang dimunculkan.
Tetapi, menangapi langkah-langkah politik yang dilakukan PKS iut, pengamat politik dari UIN, Bachtiar Efendi, menilai bahwa sikap PKS semakin terbuka. “PKS semakin lama semakin dewasa, karena mulai menyadari bagaiman kontek politik dalam bingkai keindonesiaan”, ujarnya. (mh/rpbk)