Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mengelar demo di seluruh Nusantara untuk menolak kedatangan Presiden AS George W. Bush pada 20 November. Demikian Almuzammil Yusuf Wakil Ketua Komisi III DPR RI FPKS dalam dialektika demokrasi bertajuk Plus Minus Kedatangan George Bush bersama Jubir Deplu Desra Percaya, dan pengamat hubungan internasional UI Makmur Keliat di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, Jumat (10/11).
Sikap bulat PKS itu terkait dengan penolakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) atas usulan PKS agar Indonesia menolak Bush dan rombongannya. Tapi, ide tersebut ditolak SBY.
“Sebelum ke Indonesia, George Bush ke Israel dan Singapura. Karena itu saya khawatir dia membawa agenda Israel ke Indonesia. Kalau agenda itu dibawa, maka kedatangan George Bush negatif dan kita tetap menolak hubungan diplomatik dengan Israel,” katanya.
Oleh karena itu pula, PKS akan menuntut kepada dunia internasional agar Presiden AS itu dijadikan sebagai penjahat perang dan pelanggar HAM berat atas perang Irak dan Guantanamo.
Sementara itu, Desra Percaya menyatakan, kedatangan Bush tersebut untuk kepentingan Indonesia yang lebih luas, dan itu wajar untuk menghormati tamu balasan.
Beberapa waktu lalu, katanya, SBY sudah ke Washington, dan kini giliran George Bush ke Indonesia sebagai tamu negara. Tapi, dalam kenyataannya ada penyimpangan berita yang selalu mengaitkan kedatangan Presiden AS itu dengan agenda Israel, Palestina, Irak, dan terorisme.
“Kita jelas berbeda sikap soal hal tersebut. Bahkan kita sudah sampaikan ke George Bush jika Amerika terus bersikap keras dengan menyerang negara-negara yang dianggap pelaku teroris, seperti Irak, Afghanistan, Palestina, dan Timur Tengah lainnya, maka akan selalu muncul terorisme baru,” ujarnya.
Ia malah khawatir jika Bush hanya ke Singapura dan tidak mampir ke Indonesia, pasti akan ada yang bilang, Indonesia ini tidak dianggap atau dicuekin oleh Amerika Serikat.
Desra menambahkan, penyambutan George Bush itu wajar di mana terdapat enam (6) agenda kerja yang akan dibicarakan dengan AS terkait investasi, bantuan pendidikan dan kesehatan. “Jadi, tidak agenda Israel, Natuna, dan semacamnya,” aku dia.
Menyinggung 25 daftar negara teroris, termasuk Indonesia, apakah akan masuk dalam agenda pertemuan dengan George Bush itu, Desra percaya mengatakan tidak tahu. Alasanya, katanya, Karena pertemuan itu akan selalu menimbang prioritas seperti sikap Indonesia soal Timur Tengah dll. (dina)