Pemerintah Indonesia akan meningkatkan kewaspadaan atas pengamanan wilayahnya, menyusul kaburnya pemimpin Jamaah Islamiyah (JI) Mas Slamet Kastari dari penjara Singapura.
"Tidak berlebihan (pengamanan yang dilakukan-red), tapi kita tetap meningkatkan kewaspadaan, " kata Juru Bicara Kepresidenan Dino Patti Djalal di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia tetap akan berkoordinasi dengan pihak keamanan dan intelejen Singapura dalam mewaspadai lari pimpinan kelompok teroris itu di dalam negeri.
"Kita akan selalu bekerjasama untuk menjamin ke manan perbatasan tetap terjaga dan Kastari tidak menyeberang ke wilayah lain, terutama wilayah Indonesia, " katanya.
Lebih lanjut Dino mengatakan, Indonesia tentunya mendapat peringatan bagi pengamanan di wilayah perbatasan, tentang kemungkinan masuknya Slamet Kastari.
Namun, tambah dia, selama Kastari masih berada di negara Singapura, mudah-mudahan segera tertangkap kembali, sebab wilayah Singapura kecil dan pengamanan perbatasannya baik.
Sehubungan dengan itu, pemerintah Indonesia sangat prihatin dengan lolosnya Kastari dari penjara di Singapura, dan berharap dalam waktu dekat dapat ditangkap kembali.
"Kita berharap dalam waktu dekat dapat ditangkap kembali. Kita mengerti sekarang ada upaya pencarian besar-besaran terhadap keberadaannya, " ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Singapura menyampaikan bahwa Kastari pada Rabu (27/2) sore meloloskan diri dari rumah tahanan di Singapura. Kastari melarikan diri dari penjara Whitley Road sekitar pukul 16.05 waktu setempat.
Pada Juni 2006, Kementerian Dalam Negeri Singapura mengumumkan bahwa Kastari dan empat anggota JI telah ditahan dengan menggunakan UU Keamanan Dalam Negeri (Internal Security Act) yang memungkinkan dilakukannya penahanan tanpa melalui proses pengadilan.
Sebelumnya, Kastari ditangkap oleh jajaran kepolisian di Indonesia, kemudian diserahkan kepada Singapura atas permintaan negara itu.(novel/ant)