Eramuslim.com – Masyarakat Jakarta harus mewaspadai munculnya manuver dari pihak tertentu yang berusaha menjadikan Pilkada DKI Jakarta sebagai ajang eksprimen mengarahkan Indonesia menjadi negara sekuler.
Demikian dikatakan pakar hukum tata negara yang juga analis sosial politik dari Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Jusuf, kepada wartawan, Selasa (27/9). Sayangnya, menurut dia banyak pihak tidak menyadari dan justru mengamini upaya menuju ke sana. Dalih yang dipakai adalah isu SARA (suku, agama, ras, antar golongan).
“Saya melihat, tampak upaya menjadikan Indonesia sebagai negara sekuler yang memisahkan antara agama dan kekuasaan dengan isu bahwa orang yang membicarakan firman Allah yang jelas tertulis dalam Al Quran, yang menjadi tuntunan umat Islam dalam memilih pemimpin, dikaitkan dengan SARA. Ini tidak benar karena ini tuntunan yang diwajibkan kepada umat Islam,” ujar Asep.
Pembuat stigma SARA yang sesat itu, menurut Asep, jelas telah mengabaikan pasal 29 UUD 1945 di mana tertulis bahwa negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, dan bahwa pemeluk agama bebas menjalankan keyakinannya masing-masing.
Dia katakan, upaya umat tertentu mengingatkan sesamanya untuk memilih pemimpin yang seiman bukanlah hasutan berbau SARA.
”Dalam UUD jelas tertulis bahwa dasar negara adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi bukanlah SARA kalau di masjid diingatkan akan tata cara memilih pemimpin yang tertulis dalam Al Quran atau ada imbauan kepada orang Islam memilih pemimpin Islam,” ujar Asep.
“Ini sama tidak salahnya jika di gereja diimbau agar umat Nasrani memilih pemimpin Nasrani, orang Bali yang mayoritas Hindu memilih pemimpin Hindu dan sebagainya,” tegasnya.
Demikian pula, lanjut Asep, para pencinta bola yang mendukung kesebelasan dari daerah asalnya tentu saja bukan orang-orang yang mengedepankan sentimen SARA.
“Jika seperti sekarang ini maka orang Surabaya yang mendukung Persebaya, orang Papua yang mendukung Persipura, orang Bandung yang mendukung Persib itu juga SARA, karena kesebelasan sepak bola juga sangat erat kaitannya dengan suku,” imbuhnya.(ts/rmol)