“Dalam konteks keterkaitan dengan pengurus, insyaallah saya tegaskan tidak ada kaitannya,” kata Ismed.
Namun untuk aksi kerusuhan 21-22 Mei itu, dia berkomentar, “Ini saya tegaskan, (mereka yang merusuh) bukan umat Islam. Iya, karena umat Islam terbukti kan, kita 212 apa kurangnya? Jumlahnya bahkan lebih masif, jutaan orang, tapi tidak ada kejadian (rusuh). Sampah pun kita pungut.”
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menjelaskan ada ratusan pelaku yang merusuh pada 21-22 Mei 2019. Para perusuh banyak yang berasal dari daerah luar Jakarta dan berkumpul di Sunda Kelapa. Polisi tak menyebut lebih jelas, apakah Sunda Kelapa yang dia maksud adalah masjid di Menteng, Jakarta Pusat, atau Sunda Kelapa yang lain. Di Sunda Kelapa, massa dari luar Jakarta bertemu seseorang untuk merencanakan penyerangan asrama polisi di Petamburan.
“Kemudian para tersangka ini yang tadi disuruh itu, itu berasal dari luar Jakarta, dari luar Jakarta, dan kemudian dari Jawa Barat, dia kemudian datang ke Sunda Kelapa, Sunda Kelapa di sana, ketemu beberapa orang di sana. Sedang kita gali siapa orang yang ditemuinya, dan kemudian merencanakan, merencanakan menyerang asrama polisi di Petamburan. Ini ada barang buktinya, ada rekamannya. Jadi sudah di-setting untuk melakukan penyerangan ke asrama polisi di Petamburan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di markas Polda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (22/5).[dtk]