Empat orang anggota LSM yang menamakan Koalisi Pemantau WTO melakukan aksi protes terhadap Dirjen World Trade Organization (WTO) Pascal Lamy. Keempat anggota LSM itu lolos masuk ke Hotel Borobudur, sehingga sempat bentrok saat diusir keluar oleh pihak keamanan hotel tersebut.
Dirjen WTO Pasca Lamy dalam kesempatan itu sedang memberikan pidato dalam workshop sehari dengan tema "National Workshop on The Progress of Doha Development Agenda and TRIPs Agreemet", yang dihadiri oleh Menteri Perdagangan Mari Pangestu dan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda.
Keempat anggota LSM gabungan Koalisi Pemantau WTO membentangkan spanduk sepanjang empat meter di depan ruang Flores, Hotel Borobudur-tempat berlangsungnya acara- bertuliskan SP/SSM = Stop Preacing/Save Southern Market.
Tidak lama kemudian, pihak keamanan hotel datang dan menggiring para pendemo itu karena dianggap mengganggu acara. Namun keempat orang itu menolak dibawa keluar dengan alasan mengantongi undangan dan memiliki kartu pengenal acara.
Aksi dorong mendorong pun tak terelakkan. Sempat pula terjadi adu mulut. Pihak keamanan bersikukuh aksi demo tidak diperkenankan digelar di dalam hotel. Aksi tarik menarik yang berlangsung sekitar lima menit, akhirnya berhenti setelah seorang anggota LSM dibawa pihak keamanan hotel.
Salah satu anggota Koalisi Pemantau WTO Amalia Pulungan mengatakan, aksi yang mereka lakukan adalah sebagai bentuk protes yang ditujukan atas kedatangan Pascal Lamy. Ia meminta Lamy tidak menekan negara berkembang untuk membuka pasar pertanian seperti produk pertanian.
"Jadi kalau pasar pertanian dibuka, tentu mengganggu dan mengguncang pasar Indonesia, kita lihat sekarang beras impor sudah mulai masuk, dan kita belum tahu produk apa lagi yang masuk, " ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (21/2).
Lebih lanjut Amalia menegaskan, 80 persen penduduk Indonesia bergantung dengan lahan pertanian, dan nasib petani sangat tergantung pada produk pertanian, jika itu dibuka bebas maka akan mengancam hajat hidup orang banyak.
Aksi demo berlangsung juga diluar pagar hotel, sekitar dua ratus orang yang mengaku petani menyampaikan protesnya terhadap WTO. (novel)