Eramuslim.com – Akademisi Nanyang Technological University (NTU) Singapura, Sulfikar Amir, memuji pidato Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di acara peringatan 50 tahun CSIS.
“Sangat-sangat menarik. Mas AHY menyentuh beberapa isu krusial seperti pandemi, kualitas demokrasi yang menurun, efek disrupsi hingga buzzer,” kata Sulfikar dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi di Jakarta, Rabu (25/8/2021).
“Mas AHY sudah benar mengatakan mengenai resiliency (daya tahan) sebagai kapasitas yang harus dimiliki oleh suatu bangsa seperti Indonesia,” sambungnya.
Namun menurut Associate Professor of Science Technology and Society NTU bergelar profesor ini, pidato AHY akan lebih menarik jika soal resiliensi diperkuat melalui peran-peran institusi seiring domain Partai Demokrat sebagai partai politik.
“Dalam gambar besarnya, resiliensi mencakup bagaimana kita berpolitik, bagaimana demokrasi disusun, bagaimana proses pembuatan kebijakan dilakukan, bagaimana partisipasi publik itu didorong dan lain-lain,” ujarnya.