Peter Carey: Sulit Mengusut Sejarah Nusantara Karena Ketiadaan Dokumentasi

as353petercarey_20120125131341672024-200x0Eramuslim.com – Bagai penikmat buku-buku sejarah, nama Peter Carey sama sekali tidak asing lagi. Trilogi Kuasa Ramalan karyanya menjadi salah satu pegangan pokok bagi siapa pun yang ingin menelusuri sejarah Perang Jawa 1825-1830 dengan sosok fenomenalnya, Pangeran Diponegoro.

Sejarawan Indonesia asal Inggris yang telah puluhan tahun meneliti sejarah Nusantara tersebut mengaku jika diriya dan juga para sejarawan lain sekarang masih kesulitan untuk mengusut dan mengurai sejarah Nusantara yang begitu kaya raya ini.

Kesulitan tersebut bukannya rumit dan panjangnya masa sejarah bangsa ini, namun lebih kepada tidak adanya rekam jejak yang jelas mengenai sejarah Indonesia.

“Kesulitan dalam mengusut sejarah dari Diponegoro di Indonesia sangat susah, karena tidak ada dokumentasi yang jelas,” ujar Carey saat ditemui di Galeri Nasional (5/2).

Carey mengaku sangat bahagia tongkat Pangeran Diponegoro yang selama 183 tahun diambil Belanda akhirnya bisa dikembalikan ke Indonesia dan dipamerkan dalam pameran lukisan dan artefak Diponegoro yang digelar di Galeri Nasional Jakarta (5/2-8/3). Namun Carey mengaku sedih karena masih teramat banyak artfeak dan manuskrip sejarah yang disia-siakan. Salah satunya naskah Diponegoro yang berada di Makassar, namun entah bagaimana nasibnya kini. Kemudian juga jubah putih khas Diponegoro yang berada di Solo, namun karena kurang perawatan maka sekarang ini kondisi sangat  rapuh sehingga tidak bisa dipamerkan di pameran ini. Keris Diponegoro juga masih disimpan di Belanda.

Ketiadaan artefak dan manuskrip sejarah Nusantara sebenarnya bukan karena benda-benda itu tidak ada, tapi karena semua harta karun tersebut dirampok oleh negeri-negeri kolonial seperti Inggris dan Belanda saat merea menjajah Nusantara dan sampai sekarang belum dikembalikan. Salah satu yang paling bertanggungjawab adalah Sir Stamford Raffles yang sesungguhnya merupakan seorang perampok.

Namun bagaimana pun juga, harta karun warisan nenek moyang bangsa Indonesia memang harus diambil kembali, agar anak cucu kita bisa menyadari jika masa lalu nenek moyangnya adalah masa lalu yang membanggakan. Entah sampai kapan. (rz)

——————-

Artikel ini bekerjasama dengan eramuslim digest :

Resensi Buku : Jejak Berdarah Yahudi Sepanjang Sejarah , Eramuslim Digest