Pesan UAS untuk Warga Minang Korban Pembantaian di Wamena

Bangkitkan, tolong saudara-sudara kita, bagi modal, bagi usaha. Kekeluargaan orang Minangkabau akan tetap terjaga. Apa yang dialami beberapa hari hanya membangkitkan semangat persaudaraan orang Minangkabau.

Aga kareba (apa kabar, bahasa Bugis Makassar) saudara-saudaraku dari Makassar. Dulu kalian orang Bugis, orang Makassar pernah dibuang oleh Belanda nun jauh di Afrika Selatan. Tapi apa yang terjadi?

Syekh Yusuf Al Makassary justru mengembangkan Islam (di Afrika Selatan).

Dicampakkan di Ceylon, Srilanka, Islam berkembang di Srilanka. Dibuang lagi ke Afrika Selatan, bahkan Nelson Mandela pun memberikan penghargaan untuk kalian.

Ketika saya pernah menyampaikan tausiyah di Sydney, di Australia, dibawa oleh sahabat saya untuk melihat bagaimana Islam sampai ke Melbourne, sampai ke Australia, rupanya nenek moyang kalian yang mengislamkan.
Padahal cita-cita (nenek moyang) mereka hanya ingin menangkap mencari teripang. Mencari rezeki tapi rupanya mereka tetap berdakwah.

Maka, bangkit wahai saudaraku, orang Makassar, orang Bugis.

Saudara-saudaraku orang Jawa yang ada di perantauan, pribon kabare (apa kabar, bahasa Jawa). Sulit memang, susah, tapi ke mana saja dilihat bumi di Nusantara ini, dulu nenek moyang kalian pernah menyatukan Nusantara.
Bahkan kekuasaannya sampai ke Vietnam sana.

Maka, bangkit. Jangan pernah menyerah. Jangan pernah mengalah. Kami dari jauh ikut mendoakan. Saudara-saudaraku di manapun di Nusantara yang bisa membantu, bantu.

Dengan uang kita. Yang tak bisa (dengan uang), dengan doa. Doakan dari jauh. Mudah-mudahan saudara kita, saya hanya sebut Minangkabau, Makassar, Bugis, dan Jawa karena ini (bangsa) yang paling banyak merantau.

Tapi, suku-suku yang lain, kita adalah Nusantara.

Mudah-mudahan, kita tetap disatukan oleh kebhinekaan. Disatukan oleh Laa ilaha illallah Muhammadar Rasulullah.

Bagi yang seagama, berdoalah, kita disatukan oleh Laa ilaha Illallah. Bagi yang tidak (seagama), bersatulah, kita disatukan oleh Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Terima kasih. Assalamualaykum warahmatullahi wabaraktuh. (Ki)