Para Tokoh Agama yang tergabung dalam World Conference of Religions for Peace (WCRP) mengingatkan negara yang tergabung dalam kelompok delapan (G-8) untuk berkomitmen menjalankan empat point terkait dengan bidang lingkungan hidup dan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan alam, pelaksanaan Millenium Development Goals (MDGs), pembatasan penggunaan senjata nuklir, serta pemberatasan terorisme dan penyelesaian konflik kekerasan.
"Sekitar 300 tokoh agama yang berkumpul di Sapporo, Jepang 3 Juli lalu, memandang situasi dunia saat ini masih memprihatinkan, karena masih ditandai oleh adanya ketegangan, perselisihan, peperangan dan ketiadaan perdamaian. Yang kemudian diakumulasikan dengan kerusakan diberbagai sektor, inilah yang sedang kita hadapi, mulai dari kemiskinan, kerusakan lingkungan, keterbelakangan, dan kesenjangan sosial, " ujar Presiden Kehormatan Konferensi Dunia Agama untuk Perdamaian (WCRP) Din Syamsuddin dalam jumpa pers, di Sekretariat CDCC, Menteng, Jakarta, Senin(7/7).
Menurutnya, fakta-fakta yang menyebabkan terjadi kerusakan tersebut dipengaruhi oleh sistem dunia di mana didalamnya terdapat peran dari negara besar yang tergabung dalam G-8.
"Kerusakan dunia diakibatkan oleh negara-negara maju baik sengaja maupun tidak disengaja, " kata Din.
Oleh karena itu, lanjutnya, tokoh agama dunia menyerukan kepada negara G-8 untuk melakukan langkah-langkah dalam bidang lingkungan hidup, melakukan penyelamatan dari kerusakan lingkungan yang terjadi secara menyeluruh.
Caranya dengan menegaskan komitmen untuk mereduksi anggaran militer ataupun pertahanannya, agar dapat digunakan membantu menyelamatkan dunia (earth fund) dan mengatasi kerusakan bumi. Selain itu, Din menyatakan, negara-negara maju diharapkan dapat mengeluarkan minimal 0, 7 persen dari PDB-nya untuk mengatasi kemiskinan.
"Mereka juga didesak untuk mengambil kepemimpinan yang nyata dalam rangka merealisasikan MDGs dan merealisasikan 0, 7 persen income bagi pembangunan dunia dalam penuntasan kemiskinan, " tandas Din. Para tokoh agama itu juga menolak penggunaan senjata nuklir untuk peperangan, sedangkan untuk penelitian dan kemanuasian harus jelas menggunaannya.
Pasukan Asing Harus Hengkang dari Timur Tengah
Mengenai pemberantasan terorisme dan konflik kekerasan, para tokoh agama itu meminta pemimpin negara-negara maju yang tergabung dalam G-8 agar menghilangkan upaya mengorbankan kelompok budaya atau agama tertentu dalam kasus terorisme dan kekerasan.
"Intinya kasus terorisme dan tindak kekerasan jangan ada yang diarahkan pada kelompok budaya atau agama tertentu, karena teror dan kekerasan sama sekali bukan berakar dari agama atau kelompok budaya tertentu, " jelas Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.
Dalam kesempatan itu, para tokoh agama juga meminta agar pasukan asing yang berasal dari negara G-8 mengakhiri pendudukannya di Irak, Afganistan, dan juga Palestina. "Harus ada komitmen untuk mempromosikan perdamaian dunia, bukan menjadikan hukum internasional sebagai dalih untuk membuat peperangan, dan memunculkan teror, " imbuh Din. (novel)