Eramuslim.com – Nama Panji Gumilang selaku pimpinan Ponpes Al-Zaytun masih terus menuai sorotan publik belakangan ini, terutama dugaan ajaran menyimpang dan pernyataan kontroversialnya.
Hal itu menuai reaksi keras dari Habib Bahar bin Smith. Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini belakangan menuai beragam kritikan, mulai dari ajaran agama Islam yang diduga menyimpang hingga dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia atau NII KW 9, Panji disebut sebagai Imam NII.
Ponpes Al-Zaytun Indramayu menjadi viral pertama kali setelah diketahui pada saat ibadah Salat Idul Fitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan laki-laki dalam satu shaf hingga menjadi perbincangan publik.
Tak hanya itu, media sosial dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan gaya azan sholat jumat yang dikumandangkan oleh santri di Ponpes Al-Zaytun, tampak menggunakan gerakan tangan dan tidak menghadap kiblat.
Mencuatnya kontroversi Ponpes Al-Zaytun turut membuat beberapa tokoh bersuara hingga mengecam.
Salah satu yang merasa geram terhadap ajaran yang diduga menyimpang dari Ponpes Al-Zaytun adalah Habib Bahar bin Smith.
Habib Bahar Bin Smith mengungkapkan alasan tegas dirinya bersuara atas polemik Ponpes Al-Zaytun dan Panji Gumilang. “Kami ini para mudir (pemimpin pondok pesantren), kedua, kami memiliki murid, tiga, kami sebagai dai, yang keempat kami sebagai putra bangsa,” ujarnya yang dilansir dari Youtube tvOnenews.
Ulama pemilik nama lengkap Assayid Bahar bin Ali bin Smith tersebut mengungkapkan agendanya yakni mendesak agar Ponpes Al-Zaytun dibubarkan.
“Kami tidak rela, kami tidak ridho, dengan segala macam munkarat, dhohalat, sayiat, mukholafat yang ada di Indonesia.
Jadi karena ketidakrelaan dan ketidakridhoan itulah sehingga hati menggerakkan langkah kaki kami untuk hadir di acara kemarin yakni dengan agenda bubarkan Al-Zaytun secara permanen dan tangkap Panji Gumilang,” ungkap Habib Bahar Bin Smith pada tvOne, (3/7/2023).
Menurut tokoh Front Pembela Islam ini, Panji Gumilang menyebarkan kesesatan terhadap ribuan santri. “Tidak ada tawar menawar sebab ini masalah kesesatan dan yang disesatkan mending kalau sesatnya sendiri.
Kalau sesatnya sendiri gak masalah. Udah sesat tapi menyesatkan dan yang disesatkan adalah anak-anak bangsa kita sendiri,” sambungnya.
“Kita masih taat kepada hukum sehingga kita datang kemarin Kemenag, kemudian melanjutkan aksi Kementerian untuk menyuarakan kebenaran yang terjadi ini dan meminta satu hal tambahan,” tuturnya.
“Jadi sebenarnya saya memberikan apresiasi kepada Mahfud MD, kepada Ridwan Kamil, kepada Bareskrim Polri yang telah membentuk tim investigasi,” jelas Habib Bahar bin Smith.
Meski begitu, Habib Bahar mengaku bahwa sanksi yang diberikan kepada Ponpes Al-Zaytun dan Panji Gumilang masih kurang, walau sudah diberi sanksi pidana, sanksi administrasi dan kondusifitas.
“Dua ini bagus, tapi kurang yakni tidak sesuai dengan harapan umat, harapan masyarakat, harapan rakyat,” terangnya.
“Yang kurang adalah tutup permanen, karena kalau sanksi administrasi kan hanya bayar denda saja,” tutur Habib. Dirinya pun mencontohkan ketika pemerintah bisa secepatnya membubarkan FPI. “FPI aja bisa kok dibubarkan secepat kilat, masa mereka gak bisa membubarkan Al-Zaytun, yang jelas-jelas sesat” tegasnya.
Adapun ditanya soal kinerja dari tim investasi, Habib Bahar mengaku sudah bagus tapi kurang greget. Hal ini lantaran tim investigasi dianggap masih bersikap terlalu lembut terhadap Panji Gumilang. “Gak bisa dilembutin.
Gregetin gitu. Karena apa? MUI aja disepelein sama dia. Padahal ini MUI, Majelis Ulama Indonesia. Kalau bagi saya Panji ini bukan ulama. Ulama dari mana ulama begitu modelnya,” jelas Habib Bahar.
Karena selama ini Panji Gumilang menolak bertemu MUI, Habib Bahar berpesan agar Majelis Ulama Indonesia tidak mundur menangani kasus ini.
Karena menurut Habib Bahar di belakang MUI ada umat Islam dan rakyat Indonesia “Makanya saya bilang, MUI jangan pernah mundur lawan si Panji satu ini, jangan pernah mundur.
Di belakang MUI ada umat Islam, di belakang MUI ada rakyat masyarakat Indonesia, yang tidak mau anak-anak bangsa disesatkan oleh Panji Gumilang,” seru Habib Bahar bin Smith pada program Fakta tvOne.
Menurutnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak sembarangan mengeluarkan sebuah fatwa.
Sumber: tvOne