Eramuslim.com – Data pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen pada triwulan II tahun 2021 yang sebelumnya diungkap ke publik diharapkan tidak dimakan mentah-mentah oleh publik.
Sebab pertumbuhan postiif tersebut terlihat kontras dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Bursah Zarnubi lantas mengingatkan pengalaman di era pemerintahan Soeharto saat orde baru. Saat itu, angka statistik pertumbuhan ekonomi bisa diatur penguasa.
“Kita sudah banyak belajar tentang angka-angka statistik sejak zaman orde baru, di mana Soeharto kuat karena angka-angka pertumbuhan ekonomi tetapi ternyata keropos. Alhasil, tahun 1998 Soeharto tumbang,” ujar Bursah Zarnubi dalam webinar yang digelar Narasi Institute, Jumat (6/8).
Bursah mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan kedua 2021 masih meragukan karena fakta di lapangan, ratusan pengusaha, seperti perhotelan dan restoran gulung tikar.
Selain itu, ia juga melihat penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah masih amburadul. Iplementasi public policy penanganan pandemi pun belum memenuhi harapan masyarakat.
“Berbagai peraturan tidak diimplementasikan dengan efektif. Banyak menyalahi UU 6/2018 Karantina Kesehatan dan Kepres 11/2020, terutama soal lockdown dan bantuan sosial rakyat, semua semrawut,” tandas Bursah. [RMOL]