Anggota Badan Anggaran DPR ini mengestimasi, realisasi pertumbuhan ekonomi 2018 mentok-mentok hanya 5,2%.
Sementara tahun depan, pertumbuhan ekonomi tak akan jauh-jauh dari 5,2%-5,4%. “Kemungkinan yang bisa dicapai adalah batas bawah 5,2 – 5,25 persen dengan extra effort yang tidak mudah,” ujarnya.
Pada Selasa (5/6/2018), pemerintah bersama Komisi XI DPR mengelar rapat kerja membahas asumsi makroekonomi. Di mana disepakati bahwa pertumbuhan ekonomi 2019 berkisar 5,2%-5,6%. Angka tersebut lebih rendah ketimbang asumsi yang diajukan sebelumnya sebesar 5,4%-5,8%.
Selain menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi, Komisi XI dan pemerintah juga menyepakati target inflasi sebesar 2,5%-4,5%, nilai tukar rupiah terhadap US$ berkisar Rp13.700-Rp14 ribu per US$, suku bunga SPN 3 Bulan sebesar 4,6%-5,2%.
Dalam rapat kerja tersebut juga dibahas prediksi tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kisaran 4,8%-5,2%, tingkat kemiskinan 8,5%-9,5%, rasio gini 0,38-0,39, dan target indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 71,98. [inilah]