Pertanyaan Mudah dari Wartawan, Wapres Gibran Malah Minta Wamen yang Menjawab

 

Momen saat Gibran meminta Wamen menjawab pertanyaan wartawan. (tangkapan layar)

eramuslim.com — Respons Wapres Gibran saat ditanya wartawan lagi-lagi jadi sorotan publik, terkhusus di media sosial.

Diketahui, Gibran Rakabuming Raka langsung blusukan setelah dilantik menjadi Wakil Presiden RI periode 2024-2029. Ia meninjau proyek MRT Jakarta Fase 2 Selatan-Utara di Jakarta, Senin (21/10/2024).

Dalam blusukan itu, Gibran masuk ke terowongan rel MRT untuk meninjau pembangunan. Selesai masuk terowongan, ia langsung menemui awak media yang sudah berkumpul di area proyek MRT.

Wartawan kemudian mewawancarai Gibran seputar proyek MRT. Namun, momen ini malah menjadi viral di media sosial. Pasalnya, Gibran dinilai tidak memberi penjelasan bahkan meminta Wakil Menteri (Wamen) yang memberi jawaban.

Peristiwa tersebut terekam kamera dan ramai menyebar di berbagai platform media sosial. Salah satunya dibagikan oleh pegiat media sosial di X, @andikamalreza.

Dalam video, wartawan tampak menanyakan apa harapan Gibran terkait pembangunan proyek MRT ini.

“Harapan ke depan apa pak?” tanya wartawan dalam video, dikutip Rabu (23/10/2024).

Gibran tak menjawab pertanyaan itu, tetapi malah memberikan mikrofon ke wakil menteri untuk menjawab pertanyaan wartawan seputar harapan proyek MRT.

“Ini pak Wamen kan sebagai user,” kata anak sulung mantan presiden Joko Widodo itu.

Warganet pun ramai memberi komentar dan kritik tajam terkait kejadian tersebut.

“Padahal banyak jawaban template kayak ‘harapannya setelah mrt ini selesai bisa mampu mengurai kemacetan di jakarta’ Masih banyak jawaban templete padahal,” ujar warganet di kolom komentar.

“Mosok ngomong gini aja dia nggak kepikiran sih? Surem bener 😭,” balas netizen.

“Mau nangis aja yang kayak gini masih banyak yang puja puji,” kritik lainnya. (sumber: fajar)

Beri Komentar

1 komentar

  1. Bagaimana bisa orang seperti itu menjadi wakil presiden? Ini tanggung jawab para pemimpin partai yang mencalonkan nya. Negara sebesar Indonesia yg memiliki pendidikan tinggi cukup baik dan mempunyai tempat pengkaderan sangat baik seperti Akmil untuk TNI dan Akpol untuk Polri tidak mampu memilih pemimpin yang baik. Itu karena para pemimpin partai nya sudah tersandera kasus kasus pidana sehingga para pemimpin partai itu menjadi kehilangan akal sehat nya.