Pasca perobohan Masjd Al-Ikhlas di kawasan Kota Medan karena sengketa tanah antara pengurus masjid dengan Kodam I Bukit Barisan, kian merapatkan barisan Ormas-ormas Islam se Sumatera Utara. Mereka bersepakat mendeklarasikan Gerakan Penyelamatan dan Pembangunan Masjid Sumatera Utara.
Ormas-ormas yang ikut dalam deklarasi di Warung RMAJ Jalan Abdullah Lubis Medan pada Selasa (10/5) lalu, antara lain FUI, KAHMI, BKPRMI, ICMI, JBMI, HMI, PEMA USU, IBNU SABIL, PMII, Gerakan anti Pemurtadan Kota Medan, Forum Peduli Kota Medan, dan IKADI.
Tujuan deklarasi ini adalah sebagai wadah bersatunya para ormas Islam yang selama ini terpecah belah, sehingga mengakibatkan Mesjid Al Ikhlas Jalan Timor Medan begitu mudah dirobohkan dan ormas Islam diadu domba oleh oknum tertentu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Masjid Al-Ikhlas dibongkar paksa oleh pihak Kodam I Bukit Barisan karena tanah di mana Masjid Al-Ikhlas berdiri telah diruislagh oleh pihak TNI kepada pengembang. Walaupun proses hukumnya masih bergulir, secara diam-diam, pada Rabu dini hari pekan lalu, masjid Al-Ikhlas pun akhirnya rata dengan tanah.
Pihak Kodam I BB menyatakan bahwa pengganti Masjid Al-Ikhlas sudah dialokasikan anggarannya ke mushollah Al-Abror yang tak jauh dari lokasi masjid tersebut. Sayangnya, pembangunan masjid pengganti itu pun mengalami hambatan.
Pasalnya, tanah tempat calon masjid Al-Abror berdiri ternyata masih milik PT Kereta Api. Dan secara resmi, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) melayangkan surat peringatan kepada pengurus masjid Al-Abror. Pengurus masjid mengakui adanya surat tersebut yang intinya meminta agar pembangunan masjid Al Abror tidak dilanjutkan.
Kini, kelanjutan pembangunan Al-Abror yang masih berstatus mushollah itu pun menjadi tak jelas. Bahkan, sering kebanjiran ketika hujan karena proses pembangunan fisik yang belum tuntas. Mh/rn