Pernyataan Megawati Picu Perpecahan, Jabatannya di BRIN dan BPIP Layak Dicopot

eramuslim.com – Pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyinggung kegiatan pengajian ibu-ibu dinilai bisa memicu perpecahan. Meski tak bisa dipidanakan, namun putri proklamator Bung Karno itu layak mendapatkan sanksi tegas.

Pengamat hukum Universitas Islam Indonesia, Muzakir mengusulkan agar Megawati dicopot dari jabatannya sebagai Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Dewan Pengarah BRIN.

“Kalau perlu tak usah diberi tegur peringatan pertama, langsung dicabut saja itu statusnya dia supaya negara Indonesia tetap bersatu,” kata Muzakir kepada Inilah.com melalui sambungan telepon, di Jakarta, Kamis (23/2/2023).

Megawati perlu diberi sanksi oleh rakyat karena tindakan tersebut cenderung kepada antiagama.

Ia menyarankan, ibu kandung dari Ketua DPR Puan Maharani itu untuk fokus saja mengurus partai.

“Sebut saja sanksinya sanksi negara, cabut saja itu, karena mungkin dia sudah sekian kali ngomong kayak gitu, daripada menghancurkan NKRI, mending kita hentikan dari lembaga itu biar mengurus partainya,” tuturnya.

Diketahui, Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta laporkan Ketua Dewan Pengarah BRIN dan BPIP, tersebut ke Komnas Perempuan. Laporan tersebut dikirimkan oleh Pegiat HAM Yogyakarta melalui Kantor Pos Besar Kota Yogyakarta pada Rabu (22/2/2023).

Megawati dinilai telah melakukan pelabelan negatif terhadap ibu-ibu yang mengikuti pengajian, dan dianggap tidak dapat mengatur rumah tangga dan menelantarkan anak.

“Kami tidak mau ikut melabeli, menghakimi, kami menduga pernyataan itu bentuk ketidakadilan gender,” kata Koordinator Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta, Tri Wahyu di Kantor Pos Besar, Kota Yogyakarta, Rabu (22/2/2023).

Ia menambahkan, tidak ada satu pun institusi baik itu di level dinas kabupaten atau kota hingga kementerian, atau BRIN, serta BPIP yang menyampaikan data ibu-ibu pengajian tak mampu memanajemen rumah tangga hingga menelantarkan anak.

Bahkan menurut dia, pengajian dapat dijadikan sarana untuk sosialisasi kepada ibu-ibu terkait dengan stunting.

“Kami temukan di Sulawesi Selatan ada penyuluh di tema pengajian ibu-ibu itu penanganan stunting,” ungkapnya. [Inilah]