Sohibul Iman membandingkan pengetahuan sejarah Tito Karnavian dengan mantan Kapolda Jawa Barat Anton Charliyan. “Sekali lagi jika video itu benar, saya heran kok Pak Tito bisa pidato yang provokatif dan ahistoris. Sulit ditolerir jika Kapolri jadi pelontar isu SARA dan hate speech. Tapi kalau tidak paham sejarah sih dapat dimaklumi, toh Pak Anton Charliyan juga di ILC tidak tahu anggota-anggota Panitia Sembilan. @jokowi,” tulis @msi_sohibuliman.
Terkait video viral ormas Islam “pendiri negara”, Tito mengungkapkan, pidato itu disampaikan di Pondok Pesantren KH Maruf Amin, dalam sebuah acara internal dari NU pada Februari 2017. Kata Tito, pernyataan itu telah dipotong-potong. Alhasil, makna yang ingin disampaikan tak utuh.
Hal itu disampaikan Ketua DPP Syarikat Islam Hamdan Zoelva, saat memimpin rombongan di rumah dinas Kapolri, untuk meminta klarifikasi atas video viral tersebut.
“Sebenarnya pidato Kapolri berlangsung selama 26 menit dan yang menjadi viral itu adalah bagian pidato yang menurut keterangan Kapolri tidak sesuai dengan jiwa dan inti yang disampaikan dalam pidato itu. Karena itu, pidato itu adalah terpotong-potong sebagiannya sehingga menghilangkan seluruh rangkaian cerita pidato yang pada saat itu dihilangkan,” tutur Hamdan seperti dikutip detik.com (31/01).(kl/dt)
https://www.youtube.com/watch?v=wti9NWNbIiA