Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid menegaskan, retorika mengutuk perbuatan Israel saat ini sudah tidak dibutuhkan lagi untuk mencegah penggalian dan pembuatan jembatan di sekitar Masjid al-Asha, karena yang terpenting melakukan langkah-langkah yang nyata.
"Mereka memang sudah menghetikan pembuatan jembatan, namun penggalian di sekitar Masjidil Aqsha jalan terus, yang diperlukan sekarang bukan retorika untuk membebaskan al-Aqsha, mengutuk tindakan Israel, tapi kerja konkrit, " ujarnya di Gedung DPR/MPRRI, Jakarta, Kamis (15/2).
Menurutnya, upaya konkrit yang perlu segera dilakukan adalah melakukan lobi-lobi internasional di DK PBB dan PBB untuk menyelesaikan masalah ini dan menghentikan kegiatan yang dilakukan oleh Israel.
Hidayat juga menyatakan dukungannya terhadap sikap pemerintah Indonesia yang berencana membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB, sebab di sanalah tempat yang paling tepat untuk memecahkan masalah internasional.
"Di sanalah problema dunia bisa dikelola secara dengan lebih produktif, karenanya saya mendukung sikap pemerintah Indonesia itu, " tandasnya.
Ia menambahkan, masalah penggalian Masjidil Aqsha juga menjadi bahan pembahasan bersama Ketua Parlemen Republik Islam Iran Gholam Ali Haddad Adel di Gedung DPR/MPRRI hari ini. Dalam kesempatan itu Ia berharap pada Iran yang mempunyai peranan kuat untuk membantu pembebasan al-Aqsha dari rongrongan Israel.
"Iran bisa menjadi bagian yang sangat penting untuk menggalang kekuatan dan lobi-lobi efektif dalam mengatasi krisis di Masjidil Aqsha, " imbuhnya. (novel)