Bertepatan dengan peringatan 60 tahun Pengusiran Bangsa Palestina (Nakba), Pusat Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia bersama Voice of Palestine (VoP) mengadakan konferensi internasional selama dua hari mulai tanggal 14-15 Mei 2008 yang bertema “Freedom and Right of Return”. Konferensi yang bertempat di Hotel Makara, Universitas Indonesia ini, akan menghadirkan sekitar 500 peserta dari 15 negara di dunia.
“Konferensi ini akan dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat dari dalam dan luar Indonesia, misalnya dari perwakilan Hisbullah, Hamas, ada juga dari Rabi Yahudi, Uskup Ortodoks dari Jerusalem, dan beberapa lain dari NGO, ” jelas Direktur Pusat Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Muhammad Luthfi Zuhdi dalam jumpa pers, di Kampus UI, Jakarta, Selasa(6/5).
Menurutnya, meski yang diundang di antara adalah non muslim, namun mereka adalah orang-orang yang tidak setuju dengan penindasan Israel dan pelanggaran HAM terhadap Palestina.
“Di sini kami akan mempertemukan elemen-elemen masyarakat untuk melihat bahwa tindakan yang dilakukan Israel itu melawan hukum kemanusiaan dan hukum internasional, ” tegasnya.
Diharapkan dari, pertemuan ini dapat diungkap kepada seluruh khalayak, bahwa yng terjadi di Palestina ini bukan hanya persoalan ideologis, tetapi persoalan kemanusiaan.
Acara tersebut rencananya akan dihadiri oleh Ketua DPR Agung Laksono, Ketua BKSAP DPR Abdillah Thoha, Anggota DPR, Presiden PKS, Ketua Umum PBNU KH. Hasyim Muzadi, serta tokoh nasional lainnya. Semula akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun jadwal yang padat Presiden tidak bisa hadir.
Sementara itu, Sekretaris Voice of Palestina Irman Abdurrahman mengatakan, konferensi ini dalam rangka mengcounter perayaan besar-besar yang akan dilakukan oleh Israel, dan mengingatkan kepada masyarakat Indonesia dan dunia tentang hak pulang pengungsi Palestina yang selama enam dekade telah terabaikan.
“Umat Islam menganggap perayaan yang salah di tengah penderitaan dan pengingkaran HAM, kita memfokuskan pembahasan pada hak pulang bangsa Palestina atas tanah mereka yang diduduki Israel, ” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, tujuan diadakan konferensi ini sebagai bentuk desakan tingkat masyarakat, agar dunia internasional kembali memfokuskan perhatian dan meneguhkan komitmennya dalam membantu tercipta perdamaian dan berdirinya negara Palestina.(novel)