Penyerang Umat Islam di Tolikara Ditembak Polisi, Satu Tewas

masjid tolikaraEramuslim.com – Sebuah Masjid kecil Baitul Mutaqin, rumah dan puluhan kios di Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Jumat (17/7) pagi, hangus dibakar massa Gereja Injili Di Indonesia (GIDI). Polisi masih mengusut penyebab insiden tersebut. Sumber di kepolisian mengungkapkan, 30 kios terbakar dan sebuah musala serta ada 12 korban luka akibat tragedi tersebut. Seluruh korban kini sudah dievakuasi ke Jayapura.

Berikut nama-nama korban dari pelaku penyerangan yang tertembak akibat tragedi tersebut :

1. Amaten (35), mengalami luka tembak pada bagian lengan kiri.
2. Aitelur Yanengga (29), mengalami luka tembak pada bagian paha kanan.
3. Endi Wanimbo (39), mengalami luka tembak pada pinggang sebelah kanan.
4. Emison Pagawak (40), mengalami luka tembak pada bagian paha kanan.
5. Aleri Wenda (27), mengalami luka tembak pada bagian paha kiri.
6. Ailes Wenda (32), mengalami luka tembak pada bagian paha kanan.
7. Edinus Yikwa (35), mengalami luka tembak pada bagian paha kanan.
8. Gasibulu Yikwa (37), mengalami luka tembak pada bagian paha belakang sebelah kanan.
9. Patenus Wanimbo (29), mengalami luka tembak pada bagian paha kiri.
10. Yulianus Lambe (25), mengalami luka tembak pada bagian paha kiri.
11. Gerardus Kogoya (43), mengalami luka tembak pada bagian paha kiri.
12. Igamin Yikwa (40), mengalami luka tembak pada bagian punggung.

Sebelumnya, Presiden Gereja Injil di Indonesia (GIDI) Dorman Wandikbo mengatakan, ada sebelas korban dalam insiden itu dan semua Jemaat GIDI. Menurut Dorman, ada satu Jemaat GIDI tewas akibat luka tembak dalam insiden tersebut. “Terluka 10, satu meninggal dalam perjalanan menuju ke Rumah Sakit Blok 2 Kota Jaya Pura,” ujarnya seperti dilansir merdeka.com (17/07).

Dorman berada di lokasi kejadian perkara saat peristiwa itu terjadi. Dia menceritakan, penembakan itu terjadi ketika anggota GIDI beramai-ramai mendatangi musala yang hendak melakukan salat. Mereka menanyakan kenapa masih memakai Toa (speaker) dan masih melakukan salat di luar ruangan, padahal semua itu, juga mengenakan jilbab, dilarang oleh GIDI lewat surat yang sudah disebarkan beberapa hari sebelumnya.

Situasi menjadi anarkis tatkala jemaah sholat Ied yang tengah sholat dilempari batu. Aparat kepolisian yang tengah bertugas mengamankan suasana mencoba untuk menghentikan aksi anarkis ini namun jemaat GIDI malah beringas dan menyerang aparat, sehingga aparat terpaksa melumpuhkan mereka dengan tembakan. Seperti dketahui, dalam melepaskan tembakan peluru tajam, aparat kepolisian selalu bersandar pada SOP dan ketika aparat sudah menembak senjata dengan pekuru tajam, maka itu berarti pihak penyerang sudah melakukan serangan yang bisa membahayakan nyawa aparatur polisi.(rz)