Penyanderaan yang mereka lakukan, kata dia, tak hanya melanggar hukum Indonesia, melainkan juga mengancam hidup ribuan warga sipil di Papua.
“Saya mengecam keras tindakan penyanderaan oleh Kelompok Bersenjata OPM. Ini semacam test the water dari OPM,” tuturnya.
Fadli pun mendesak pihak Kepolisian dan TNI untuk segera membebaskan para sandera. Ia juga meminta kedua pihak sebisa mungkin menghindari konflik senjata, dan lebih mengutamakan cara persuasif dan preventif seperti melakukan dialog.
“Ini sudah lebih dari empat hari. Tentunya kondisi warga terisolasi sudah mulai kekurangan makanan. Kondisi fisik mereka juga pasti menurun,” kata Fadli.
Fadli mengatakan, gerakan prokemerdekaan Papua dalam tiga tahun belakangan semakin nyaring terdengar. Hal itu, kata dia, terlihat dari upaya internasionalisasi isu Papua, seperti United Liberation Movement for Wes Papua.
“Mereka tak hanya well organized, tapi juga well funded. Mereka aktif mencari basis dukungan di forum internasional. Seperti di Melanesian Spearhead Group (MSG), Pacific Island Forum (PIF), dan bahkan di forum dekolonisasi di the United Nations (UN),” kata dia.