Ribuan kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) wilayah DKI Jakarta Ahad(18/02) pagi membanjiri halaman Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jl. Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta, untuk mengikuti penutupan Musyawarah Wilayah I PKS yang digelar sejak Jum’at(17/02) lalu.
Pada acara penutupan tersebut, DPP PKS dan DPW PKS DKI Jakarta memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia untuk kampanye makan bakso dengan jumlah peserta terbanyak. Dalam aksi itu panitia menyediakan sekitar 6.000 butir bakso untuk dimakan seluruh kader yang hadir dalam acara tersebut.
Selain itu usai pidato politik Ketua Umum DPW PKS DKI Jakarta yang baru Triwisaksana, diluncurkan sebuah baliho raksasa dari puncak gedung Graha Pemuda, yang bertuliskan tema sentral kepengurusan periode 2006-2010 yaitu "Saatnya melayani dan memimpin ibukota".
Dalam pidatonya, Ketua Umum DPW PKS DKI Jakarta Triwisaksana mengungkapkan, pada periode ini visi pelayanan PKS khusus untuk wilayah DKI Jakarta akan diperluas, tidak hanya dalam bentuk aksi-aksi sosial dilapangan, tetapi juga dalam bentuk usaha mewujudkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang lebih memihak pada masyarakat.
"Hasil Muswil I menggambarkan optimisme PKS dalam berpolitik di wilayah DKI Jakarta, "tandasnya.
Ia menambahkan, selain visi dalam bidang kemasyarakatan,i visi kepemimpinan PKS akan mewujudkan keikutsertaannya dalam pemilihan kepala daerah Jakarta tahun 2007.
Lebih lanjut Ia menegaskan, PKS akan meramaikan bursa pencalonan Gubernur DKI, dan Dewan Pimpinan Wilayah sudah merekomendasikan tiga nama calon yaitu, Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS DKI Jakarta Ahmad Heryawan, serta dua kader lainnya yakni Dani Anwar dan Igo Ilham.
"Ketiga nama ini akan kita sosialisakan untuk menyerap aspirasi, menawarkan program kepada kader dan masyarakat, siapa yang lebih cocok akan dipilih secara internal melalui Majelis Syuro partai,"jelasnya.
Ia menyatakan, PKS DKI Jakarta akan membentuk koalisi besar dengan partai politik yang mempunyai kesamaan cita-cita dan persepsi dalam melakukan reformasi di ibukota, namun untuk calon partner koalisi, Sani mengakui pilihan belum mengerucut kepada satu partai politik.(novel)