Rencana Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk menutup penjara Guantanamo, Kuba disambut baik oleh Ketua MPRRI Hidayat Nur Wahid. Namun penutupan itu harus disertai dengan perubahan pandangan Obama mengenai konflik di Palestina.
“Semangat itu harus berkelanjutan dengan menciptakan perdamaian di Timur Tengah,” ujarnya di Gedung DPR/MPRRI, Jakarta, Selasa (27/1).
Hidayat menilai, penutupan penjara yang penghuninya sebagian besar tersangka teroris dan tawanan perang Irak itu tidak membawa peranan penting, jika Obama masih mengkriminalkan salah satu kelompok Palestina yakni Hamas.
Sebab, yang dilakukan Hamas merupakan bentuk pembelaan karena diserang dan diusir oleh bangsa Israel. "Apa yang dilakukan (Hamas) Palestina itu reaksi," tegas Hidayat.
Perjuangan yang dilakukan oleh Hamas, lanjut Hidayat, dapat dibuktikan adanya kerjasama yang dilakukan oleh sejumlah negara arab untuk mengajak Hamas dalam berbagai perundingan untuk wilayah itu.
Selain itu, 35 organisasi internasional juga sedang berupaya menyeret pejabat sipil dan militer Israel untuk diadili di Mahkamah Pidana Internasional karena perang 22 hari di Gaza. “Indonesia juga sedang menggalang ahli hukum internasional untuk itu,” kata Hidayat.
Hidayat juga meminta Obama tidak mendukung upaya Israel menjadikan Jerusalem Timur sebagai ibu kota. Sebab, Jerusalem merupakan wilayah hak Palestina. Bahkan, kata Hidayat, Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang merupakan tokoh faksi Fatah di Palestina juga mengecam usaha Israel merebut Jerusalem. (novel)