Selain itu, para pengurus termasuk karyawan Yayasan HB Jassin juga akan berubah sesuai dengan aturan Aparatur Sipil Negara (ASN). Tapi, Anies belum bisa memastikan statusnya.
“Langkah DKI yang pertama, melakukan digitalisasi atas seluruh dokumentasi sastra di situ. Kemudian kita akan mengangkat bapak-bapak dan ibu yang sekarang menjadi mengelola di Yayasan HB Jassin untuk menjadi pengawas,” jelas dia.
“Jadi karyawannya akan mengikuti ketentuan ASN. Kita akan mengikuti ketentuan yang ada,” tambahnya.
Menurut Anies keputusan mengubah status Yayasan JB Jassin ini merupakan salah satu janji kampanye.
“Dan buat teman-teman ketahui, ini 1 dari 23 janji kita. Janjinya adalah kita merawat, mengembangkan pusat dokumentasi HB Jassin, kami bersyukur bahwa janji itu hari ini terlunasi, dan insyaallah bulan Januari terlaksana,” pungkasnya.
Orang yang diamanatkan oleh HB Jassin untuk menjaga koleksi sastranya, Ajip Rosidi, membeberkan alasan penyerahan pengelolaan yayasan PDS HB Jassan kepada Pemprov DKI.
“Persoalannya kami realistis. Yayasan ini enggak mampu untuk mengurus kebutuhan dan memenuhi kebutuhan yang diperlukan karena cukup besar,” beber Ajip di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (2/11).
Dengan diserahkannya pengelolaan PDS HB Jassin kepada Pemprov DKI Jakarta, Ajip berharap yayasan ini dapat diurus dengan baik. Namun, Ajib mengaku ada beberapa perjanjian sebelum penyerahan berlangsung.
“Sekarang kan statusnya agak susah karena Pemprov DKI tidak seperti dulu memberi bantuan. Sekarang ini bantuannya terbatas, jadi enggak boleh lagi memberikan bantuan. Oleh karena itu keinginan mereka kita serahkan semuanya ke DKI. Tapi saya bilang tidak bisa menyerahkan begitu saja, mesti ada perjanjian,” paparnya.
Soal perpustakaan yang menjadi tempat koleksi karya sastra HB Jassan, Ajip yakin Pemprov dapat mengelola dengan baik. Apalagi Anies merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
“Ya percaya dong. (Anies) bidangnya yang ngurusin itu. Tadi beliau cerita waktu ke Madinah beliau mendapat kesempatan masuk ke ruangan yang khusus menyimpan buku-buku lama. Ada yang 900 tahun,” tuturnya. (kl/dtk)