Eramuslim.com – Rencana kedatangan grup band Coldplay di Indonesia menuai pro kontra dari berbagai pihak. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Seni Budaya dan Peradaban Islam, KH Jeje Zaenudin mendukung statemen Wakil Ketua MUI Buya Anwar Abbas, menolak konser Coldplay lantaran band asal Inggris itu ikut mendukung lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
“Seharusnya konser dan kegiatan apapun yang bertentangan dengan nilai -nilai luhur dan falsafah hidup yang dianut bangsa Indonesia harus ditolak. Gaya hidup dan kampanye LGBT jelas bertentangan dengan falsafah, konstitusi, dan budaya bangsa,” kata Kyai Jeje dalam keterangannya, Sabtu (20/3/2023).
“Bukan karena diskriminasi tetapi sebagai komitmen terhadap konstitusi, falsafah, dan budaya luhur bangsa sendiri,” sambungnya.
Pimpinan Pesantren An-Nahla Al-Islamiy ini berharap kepada para promotor atau pantia penyelenggara kegiatan konser dan seni budaya apapun, sebelum memutuskan mengundang, mempertimbangkan secara matang apakah grup musik, figur-figur para pemain seni, dan sebagainya yang akan diundang itu memiliki track record yang berpotensi kontroversial secara moral jika ditampilkan di masyarakat atau tidak? Opini umum dan kemasalahatan bersama harus jadi pertimbangan utama selain faktor lainnya.
“Sekiranya pun ada kabaikan dan profit atau benefit yang diperoleh dan perlu untuk dihadirkan, kemudian mendapat ijin, maka harus mampu menjamin konser tersebut tidak membawakan konten konten dan simbol-simbol LGBT. Dan jika ternyata dalam pelaksanaannya komitmen itu dilanggar, apa jaminan sanksinya?,” tutur Ketua STAIPI Jakarta ini.
“Harapan saya, perbanyaklah konser yang mengandung nilai edukasi dan motivasi positif bagi generasi muda bangsa kita, bukan sekedar mempertimbangkan hobi dan mengikuti trend kesenangan hedonis kalangan tertentu saja,” imbuhnya.
(Hidayatullah)