Penolakan Israel terhadap pasukan perdamaian Indonesia merupakan bukti arogansi Israel dan mereka sama sekali tidak bisa diajak kerja sama dengan Indonesia. Karena itu, semua bentuk kerja sama Indonesia dengan Israel sudah seharusnya segera diputuskan.
Hal tersebut ditegaskan Djalaluddin Asysyatibi, anggota Komisi VIII DPR RI. “Penolakan ini merupakan bukti arogansi Israel dan negara itu tidak bisa diajak kerja sama. Saya minta pemerintah memutus semua bentuk kerja sama dengan Israel, termasuk hubungan ekonomi yang tengah dirintis KADIN beberapa waktu lalu,” tegas Asysyatibi, Selasa (22/8), di Gedung DPR.
Terkait apakah penolakan itu akan menyurutkan pasukan Indonesia untuk berangkat ke Libanon, anggota DPR asal Kota Kembang itu menjelaskan bahwa sebenarnya itu tergantung PBB, apakah mau menerima Indonesia atau tidak. Pasalnya, yang punya otoritas dalam masalah ini adalah PBB.
Kendati demikian Asysyatibi meragukan PBB untuk mengizinkan pasukan perdamaian asal Indonesia. Pasalnya, imbuh dia, PBB selama ini terkesan turut manut terhadap keinginan Israel.
Selain itu Asysyatibi menegaskan bahwa ikut serta dalam mencari solusi dalam konflik Israel dengan Palestina dan Libanon tidak hanya dengan cara pengiriman pasukan perdamaian, tapi juga bisa dengan menekan Israel dengan memboikot semua produk negara-negara yang selalu menyokong negara Yahudi itu, seperti Amerika. “Israel itu ‘Amerika Kecil’,” timpal dia.
Sementara dari sisi Islam sendiri, tambah Kyai asal Bandung itu, penolakan Israel kian menegaskan pandangan Islam bahwa Yahudi merupakan bangsa yang keras permusuhannya terhadap Islam, dan Indonesia merupakan negera Muslim terbesar di dunia.(ilyas)