Pengurus Masjid Yang Diumrohkan Ahok Ternyata Pakai Dana Podomoro

ahok gubernur podomoroEramuslim.com – Warga marah karena Imam Masjid Tobiq Mubarrok, Tubagus Mukri ternyata menjadi salah satu “pengkhianat” warga agar mau menerima penggusuran. Sikap “pengkhianatan” Imam Masjid ini terjadi setelah yang bersangkutan diberangkatkan ibadah Umroh oleh Ahok dengan dana dari Podomoro.

Hal ini disampaikan Linda, salah satu warga RW 11 Kelurahan Muara Angke Jakarta Utara.

Linda marah karena penggusuran yang sudah dilakukan di Kampung Pasar Ikan Luar Batang pada Senin (11/4) pekan lalu, dipastikan akan merembet hingga ke kampungnya, ”Pastilah Mas, kami sudah mendengar Ahok pernah katakan akan menggusur seluruh wilayah Sunda Kelapa,” ujar Linda.

Bahkan kebencian Linda terkait dengan terbaginya sebuah kelompok yang muncul dan mendukung dilakukannya penggusuran kepada seluruh wilayah Muara Angke.

ahok_berangkatkan umrohYang membuat Linda marah ketika Imam Mesjid Tobiq Mubarrok, Tubagus Mukri ternyata menjadi salah satu “pengkhianat” warga agar mau menerima penggusuran.

“Saya mengundang beliau (Mukri) untuk membantu memberikan pengajian di hajatan kami,” ujar Linda kepada pembawaberita.com.

Usai pengajian Mukri menyampaikan kepada keluarga Linda jika dirinya mendapat bantuan dari Perusahaan Pengembang Pluit City (Agung Podomoro Group), untuk berangka naik haji bersama beberapa orang.

“Kepulangan dari umroh, Mukri semakin bertingkah, dan mulai mengajak warga dalam berbagai kesempatan untuk mau menerima penggusuran,” ujar Linda yang akhirnya tahu jika keberangkatan ke Tanah Suci sebagai bagian dari “bayaran” dari Pluit City untuk bisa membujuk masyarakat agar mau pindah.

Bahkan lebih sadisnya lagi menurut Linda, Mukri menyampaikan kepada pihak Pluit City jika dirinya mewakili pihak nelayan untuk mendapatkan bantuan buat mereka, “Saya tidak tahu pasti, namun dengarnya beliau menerima uang Rp. 200 juta,” ujar Linda.

Akibatnya Mukri harus memberikan keterangan ketika warga memaksa dirinya untuk menghadapi sidang warga di Kantor RW 11, namun dalam sidang Mukri lebih banyak diam.

Menurut Haji Hasan, salah satu tokoh Muara Angke, dirinya memang mendengar persoalan Mukri, namun Haji Hasan tidak begitu mengetahui pastinya, baik itu jumlah uang, maupun pengakuan Mukri.

“Yang pasti saat ini memang Mukri sudah sangat jarang berkumpul lagi dengan teman-temannya bahkan setiap Jumat sudah tidak memberikan khotbah,” ujar Hasan.

Muara Angke sendiri saat ini sedang di “kepung” dari segala penjuru oleh perumahan orang kaya yang dikuasai oleh para aseng.

“Perumahan yang anda tadi masuk sebelum jembatan, dulunya juga dihuni oleh warga pribumi namun entah dengan alasan apa, tiba-tiba semua rumah disitu langsung digusur dan ditempati oleh orang cina,” ujar Haji Hasan.

Bahkan apartemen yang berada di sebelah Utara Muara Angke, dulunya juga digusur dengan alasan tanah milik negara, Hasan tidak tahu sulap model apa yang dipakai hingga bisa dikuasai oleh pengembang Taipan.

Saat ini para pengembang tersebut di tengarai berada dibelakang penggusuran yang akan dilakukan di sekuruh wilayah Sunda Kelapa.

“Sampai saat ini, semua yang diberangkatkan umroh oleh Pluit City, dan dilepas oleh Ahok, sedang berupaya mempengaruhi warga, namun jangankan terbujuk yang ada malah perlawanan bertambah keras,” ujar Linda.(ts/pembawaberita)