Eramuslim – Cap radikalisme kini tengah merebak di tengah masyarakat, setelah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengindikasikan tujuh perguruan tinggi negeri (PTN) terpapar radikalisme.
Pernyataan itu tentu saja dibantah oleh para rektor PTN yang terkena dampak negatif. Bahkan, ada pula yang menyatakan 40 masjid di Provinsi DKI Jakarta menunjukkan gejala radikalisme, namun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan masih meragukannya.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Muhammad Iqbal, meluruskan makna radikal agar tidak meresahkan masyarakat.
“Arti radikal sebenarnya netral atau positif, yaitu cara berpikir dan berperilaku yang mendasar, menggali sampai ke akar permasalahan,” ujarnya di Depok Kamis (7/6).
Karena itu, menurutnya orang yang berpikir radikal biasanya melakukan lompatan jauh dalam berbagai bidang.
“Seperti Albert Einstein dalam bidang fisika yang mengeluarkan teori relativitas, itu bersifat radikal,” ujar Iqbal.
Selain itu, menurut Iqbal penemuan komputer dan teknologi internet juga membawa perubahan radikal dalam kehidupan masyarakat.