Adalah naif ketika menyimpulkan dan menuding pihak tertentu dengan dalih sama dalam aspirasi. Sebab, adanya sikap sepakat dan mendukung sebuah gerakan apapun adalah bagian dari pilihan sikap politik siapapun yang secara legal tidak dilarang.
Secara singkat, ia menjelaskan, gerakan #2019GantiPresiden ditunggangi oleh realitas negeri ini.
“Berupa adanya kemiskinan, ketidakadilan, ketidakberpihakan, kesenjangan, potensi krisis ekonomi, eksploitasi sumber-sumber ekonomi bukan untuk kepentingan masyarakat, janji-janji kosong para oknum pejabat, maraknya korupsi, gagal mengelola iklim kenyamanan hubungan horizontal di tengah masayarakat, kesan represif dan intoleransi, maraknya persekusi dan segala keprihatinan lainnya dari kondisi negeri,” paparnya.
Semangat itulah, sebutnya, yang menggerakan masifnya gerakan tersebut. Bukan oleh pihak-pihak tertentu. Benar bahwa ada yang menginisiasi dan mendeklarasikannya. Akan tetapi, bergabungnya banyak relawan dari gerakan ini, semata karena kesamaan semangat perbaikan.
Karena bukan sesuatu yang terlarang, ketika mereka kemudian menyimpulkan bahwa salah satu cara menyelesaikannya adalah dengan adanya pergantian pemimpin. Itu adalah aspirasi mereka. Itu adalah hak mereka dan sikap politik mereka.
“Kurang lebih ini yang bisa saya baca dengan menggunakan kaca mata dari mereka sebagai orang-orang yang secara langsung terjun dalam gerakan #2019GantiPresiden selama ini. Lalu posisi saya? Pengamat saja, dan ikut sinergi pada setiap kegiatan baik untuk negeri serta mendapatkan ridha dari Allah Subhanahu Wata’ala,” pungkasnya. (hi)