Pengamat politik dari Universitas Indoensia (UI) Bone Hargens menyatakan, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) sudah tak bisa diharapkan lagi untuk melakukan perbaikanberbangsa dan bernegara.
Alasannya, selama memimpin SBY tak mampu mengkoordinir para menterinya dan lembaga-lembaga negara. "Kasus perseteruan antara Yusril-Ruki adalah salah fenomena yang tampak, " ujar Bone dalam diskusi bertajuk "Moment Reshuffle Kebinet" di Gedung DPR, Jakarta, Jum’at (23/2).
Ia menilai kepemimpinan SBY selama ini lemah dan tidak tegas, sehingga tiap menteri berjalan sendiri-sendiri. "Kementerian tak efektif, di sinilah moment untuk melakukan reshuffle. Kalau ini tak dilakukan, maka kita tak bisa berharap lagi, " terang dia.
Ironisnya, Presiden SBY tak mampu menegur atau memberhentikan para menterinya yang kinerjanya tak bagus. "Ini akibat politik dagang sapi. Pemerintahan ini tak berwibawa, " katanya.
Bone mengungkapkan, hampir seluruh masalah yang terjadi di tanah air, mulai kasus lumpur lapindo, banjir, impor beras, tingginya harga beras, dan lainnya, tidak ada penyelesaian yang tuntas dan komprehensif dari Presiden SBY.
Ditambahkannya, waktu SBY memperbaiki kienerjanya tinggal satu tahun lagi. Sebab, awal 2008 partai-partai politik sudah akan menyatakan diri untuk bersaing dengan SBY pada pemilu 2009. (dina)