“Tidak ada yang aneh dengan aktivitas kapal-kapal asing yang sandar itu,” ujar Khairul Fahmi kepada Harian Terbit, Minggu (19/5/2019).
Menurut Khairul, kedatangan kapal dan pesawat tersebut wajar dan bukan masalah besar. Hilangkan rasa kekhawatiran terhadap kedatangan kapal – kapal asing tersebut yang dianggap sebagai antisipasi jelang pengumuman pemenang Pilpres 2019 oleh KPU yang rusuh. Pasalnya, pengumuman pemenang Pilpres 2019 akan berlangsung dengan damai walaupun akan diwarnai kericuhan atau cekcok di lokasi-lokasi tertentu saja yang bersifat sporadis.
“Hanya saja TNI kurang peka. Harusnya bisa menunda program-program itu dalam situasi politik seperti sekarang. Sehingga memunculkan beragam spekulasi dan kegaduhan yang tidak perlu. Itulah anehnya,” jelasnya.
Khairul menilai, dengan tidak pekanya TNI terhadap situasi politik yang terjadi sehingga berakibat menjadi bagian dari dramatisasi yang terjadi saat ini. Namun demikian waspada boleh saja, tapi tidak perlu yang berlebihan.
“Apalagi sampai memunculkan spekulasi-spekulasi konspiratif. Karena setiap kali pemilu selalu ada cerita seperti ini yang berulang. Tapi nyatanya Indonesia tetap eksis dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Kapal Perang dan Jet Tempur yang singgah periode Mei 2019, antara lain, USS Blue Ridge, Hai Yang 26 (China), HMAS Canberra dan HMAS NewCastle, Jet Tempur Dassault Rafale.
Kemudian Dua kapal Angkatan Laut Australia berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (18/5/2019). Dua kapal tersebut adalah HMAS Canberra dan HMAS New Castle. Keduanya membawa serta sejumlah Angkatan Laut Australia yang tiba di Indonesia untuk mempererat kerjasama kedua negara, dan mendukung keamanan wilayah terutama di wilayah Laut Cina Selatan. [ht]