Eramuslim – Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri meminta pemerintah untuk segera menyadari bahwa tren pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat. Pasalnya, selama ini pemerintah selalu menyatakan bahwa ekonomi di Tanah Air terus menunjukkan perbaikan.
Faisal mengatakan, tren perlambatan ekonomi Indonesia tersebut terlihat dari tren jangka menengah dan jangka panjang. Bahkan, Faisal menganggap bahwa ekonomi Indonesia semakin kuntet.
“Jadi lambat tapi pasti. Dari 8% growth nya, turun jadi 7%, dan sekarang turun jadi 5%. Jadi jangan mimpi macam-macam dulu deh. Jadi istilahnya kita mengalami stunting, ekonomi Indonesia mengalami kuntet. Faktanya begitu,” ujarnya di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu (22/11) kemarin.
Selain itu, Faisal Basri juga mengkritik kebijakan pemerintah yang ingin mendorong ekonomi dari pinggiran, perbatasan, dan kawasan timur. Namun nyatanya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur justru semakin melemah.
“Papua sudah 10 kali lebih Jokowi ke sana, pertumbuhan ekonominya turun terus. Sulawesi turun, Bali dan NTT turun. Jadi ada persoalan antara realitas dengan persepsi. Ini yang agak repot. Seolah semuanya bagus, tapi fakta itu enggak main-main,” imbuhnya.
Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi Bali dan NTT dari sekitar 10% semakin melorot menjadi 5% dan kini hanya sekitar 2%. Menurutnya, perbaikan ekonomi hanya terjadi di Jawa dan Sumatera.
“Yang mantap itu Jawa dan Sumatera saja. Bisa diduga kira-kira pergerakan uang, peredaran uang tidak jauh beda dengan gambaran ini. Jadi ada yang salah dalam strategi,” tutur Faisal. (SN/Ram)