Pengamanan Gedung DPR dan Cerita Pohon Kelapa

Jakarta—Menjelang pelantikan presiden pada 20 Oktober mendatang, pengamanan gedung DPR semakin diperketat. Seperti terlihat pada hari ini, sejumlah mobil polisi berpatroli di sekitar lingkar dalam gedung sementara puluhan lainnya mendirikan tenda polisi di mulut gerbang sebagai bentuk persiapan mengawal pelantikan presiden.

Selasa, 20 Oktober mendatang, sedianya presiden dan wakil presiden terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono akan dilantik. Sehari setelahnya, kabinet yang baru akan diumumkan. Sejumlah nama dari partai politik maupun professional telah meramaikan bursa calon menteri dan posisi strategis lainnya. Rencananya, tanggal 17 dan 18 Oktober pekan ini, para calon menteri akan mengikuti tes kesehatan. Pelantikan para menteri direncanakan digelar pada 22 Oktober mendatang.

Sementara itu, para pimpinan DPR sedang sibuk membahas pembagian komisi. Dalam pekan ini, tepatnya Jumat, 16 Oktober 2009, pembagian komisi selesai dibahas. Artinya, para fraksi sudah menyetorkan nama-nama anggotanya untuk menduduki komisi-komisi yang ada di DPR.

Di tengah kesibukan tersebut, ada cerita unik, entah mistis atau luar biasa, yang menyelimuti gedung DPR yang didesain oleh mantan Presiden Soekarno tersebut. Jika kita mampir ke gedung dewan, tepat di muka sebelah kanan akan terlihat tujuh buah pohon kelapa menjulang.

Konon, pohon kelapa yang ada di tempat tersebut awalnya hanya satu dan sudah sangat tua. Beberapa orang mencoba menebang pohon tersebut, baik dengan alat sederhana hingga alat berat semacam traktor, namun tak ada juga yang bisa menebangnya. Setelah dipanggilkan seseorang tua yang berasal dari Palmerah, lalu dimintakan izin untuk menebang, orang tua tersebut mengatakan bahwa si ‘penghuni’ pohon memperbolehkan ditebang asalkan diganti dengan pohon yang sama sebanyak tujuh buah.

Walhasil, berdirilah tujuh pohon kelapa di muka gedung dewan hingga saat ini. Cerita ini disampaikan oleh salah seorang pengurus paguyuban anggota DPR yang telah bekerja sejak tahun 1961 di gedung DPR, sejak gedung dewan saat itu masih terletak di Lapangan Banteng.

Entah ada kaitannya atau tidak antara cerita pohon kelapa tersebut dengan bobroknya moral sebagian anggota dewan. Mungkin saja, amplop-amplop ‘gaib’ yang berseliweran di kalangan anggota DPR ‘terinspirasi’ dari cerita pohon kelapa tersebut. Sering tidak kelihatan, tapi saat akan ‘ditebang’ mengelak sana-sini. Wallahu’alam. (Ind)

foto:3bp.blogspot