Pengamanan Istana Negara dibuat empat lapis, yang terdiri dari 2 lapis pasukan anti huru hara dan 2 lapis pasukan polisi dan polwan, menyusul datangnya puluhan ribu buruh yang meneruskan aksi peringatan hari buruh internasional.
Kapolda Metro Jaya Irjenpol Firman Dani menegaskan, kepolisian tidak akan melakukan tindakan represif terhadap peserta aksi unjuk rasa, sesuai dengan petunjuk Presiden dan Kapolri. "Aparat kepolisian akan menghadapi buruh dengan persuasif dan sistem kanalisasi, berbekal tameng saja, tanpa senjata api, " katanya saat mengawal aksi di depan Istana Negara Jakarta, Senin(1/05).
Dirinya berharap, dengan sistem yang telah diterapkan ini, para buruh tidak akan berunjuk rasa melebihi waktu yang telah ditetapkan yaitu pukul 17.00 wib. Ia merasa cukup puas, atas kesepakatan yang dibuat antara kepolisian dengan serikat pekerja. Karena sampai siang ini situasi masih tetap kondusif. Mengenai indikasi terjadinya keributan diakhir aksi, polisi terus melakukan antisipasi.
Sementara itu, beberapa perwakilan peserta aksi unjukrasa tetap menghendaki diterima oleh perwakilan dari Istana untuk menyampaikan tuntutannya. Sekjen Gabungan Serikat Pekerja Manufaktur Independen Indonesia (GSPMII), M. Irayadi menyatakan, selama ini pihaknya merasa belum pernah diundang oleh Istana untuk melakukan dialog, membicarakan masalah UU ketenagakerjaan.
"Pesan kami hanya disampaikan dijalan, atau sebatas di DPR saja. Kami mempertanyakan perwakilan darimana yang diundang ke Istana, " jelasnya.
Menurutnya, sebaiknya Pemerintah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada elemen buruh yang jumlahnya sangat banyak untuk diajak berdialog. Ia menyatakan, tetap menolak revisi UU No.13/2003. Karena pasal yang direvisi hanya merendahkan nilai para pekerja.
Aksi unjukrasa di depan Istana telah menyebabkan penutupan jalan Medan Merdeka Barat dan Medan Merdeka Utara yang menuju Harmoni. Meski hujan, para buruh yang melakukan aksi unjuk rasa masih terus berlangsung dan sebagian mereka ada yang berteduh ditenda-tenda. (Novel/travel)