Penentuan 1 Syawal: Ukhuwah Islamiyah Tidak Harus Seragam

Ulama Hisab Muhammadiyah dan ulama Falaq Nahdlatul Ulama besok (2/10) akan bertemu di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta, untuk mulai mencari formula yang tepat untuk mencari persamaan dalam penentuan dalam menetapkan penanggalan hijriah.

"Perbedaan Idul Fitri yang masih mungkin terjadi sekali-kali, itu harus perlu diatasi dengan berusaha terus menerus mendekatkan metodologi atau cara pandang dari masing-masing. Dan Alhamdulillah itu sudah disepakati, mulai besok akan ada pertemuan antara ulama Falaq Nu dan Ulama Hisab Muhammadiyah, "ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, di Sekretariat IComRP, Jl. Kemiri 24, Menteng, Jakarta, Senin(1/10).

Apabila dalam pertemuan di PBNU, yang merupakan tidak lanjut dari hasil pertemuan dengan wapres Jusuf Kalla itu belum dapat disamakan, Ia meminta, agar umat Islam tetap bertoleransi di dalam itu, dan pertemuan itu tidak akan terhenti akan tetap dilanjutkan di Muhammadiyah setelah Idul Fitri mendatang.

"Ukhuwah Islamiyah, persatuan umat Islam itu tidak harus seragam, karena penyeragaman itu kadang kala tidak baik. Buktinya ada perbedaan rakaat dalam Sholat Tarawih ada 8, ada 20 kan tidak masalah. Jadi perbedaan itu jangan dipaksakan seragam kalau belum bisa, kalau seandainya bisa dilakukan ya syukur, itu tentu yang lebih baik, "tandasnya.

Lebih lanjut, Din menegaskan, keputusan PP Muhammadiyah tentang penetapan 1 Syawal 1428 Hijriah sudah final, karena itu merupakan diambal berdasarkan mekanisme musyawarah nasional dengan sistem manhaj Metodologi Majelis Tarjih. Sehingga, kalaupun ada perubahan harus melalui jalur munas, namun hal itu sangat sulit.

Ia menambahkan, untuk tahun ini kemungkinan penetapan 1 Syawal masih mengalami perbedaan, namun apabila NU atau pemerintah menetapkan pada hari Jum’at tanggal 12 Oktober, kemungkinan akan sama dengan hasil perhitungan yang diperoleh Muhammadiyah.

"Pertemuan itu untuk saling sharing, menemukan titik temu pandangan dari manhaj yang masih berbeda untuk masa-masa yang akan datang. Bukan untuk menyatukan, ini lebih untuk kedepannya, "imbuh Din.(novel)