Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Edy suandi menandaskan penangkapan terduga teroris di Cigondewah, Bandung Selatan, Selasa (7/5), lebih seperti tayangan entertainment. Mempertontonkan aksi pembunuhan dan penyerangan terhadap teroris.
“Hal tersebut sangat tidak mendidik. Aksi itu sangat membahayakan, membuka ruang publik penangkapan terorisme justru bisa menjadi kontraproduktif bagi penanganan terorisme, karena menyulitkan proses penangkapannya,” kata Edy Suandi Hamid, Rektor UII di Yogyakarta, Jumat (10/5) .
Edy menyayangkan operasi yang mempertontonkan penembakan mati dengan mengundang wartawan. Padahal adegan itu sebenarnya sangat berbahaya bagi wartawan dan masyarakat sekitar.
Aksi penangkapan ini menurutnya juga tidak mendidik manakala acara itu diliput televisi yang juga ditonton anak-anak. Sehingga secara psikologis mempengaruhi pemebentukan kepribadian anak atau mendidik sadisme.
Lebih lanjut Edy mengatakan dengan membuka ruang publik juga dapat menimbulkan risiko. Seperti contoh salah sasaran, sudah dilakukan pengepungan ternyata sasaran bukan yang dimaksud, terlebih bila sampai salah dalam melakukan penembakan.
Apabila ini terjadi, maka hasil investigasi intelijen akan sangat memalukan, terlebih fenomena salah tangkap juga sering terjadi di Indonesia.
Edy juga mengharapkan dalam penangkapan seharusnya tidak main bunuh. Tetapi hendaknya proses menangkap terlebih dulu dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya, sehingga lebih produktif dalam melakukan operasi penangkapan.
Walaupun dapat dipahami demi menjaga nyawanya, Densus 88 harus berhati-hati dan kalau sangat terpaksa baru membunuh mereka yang dicurigai teroris.
“Penyergapan aksi terorisme diharapkan lebih tersetruktur betul, punya SOP yang jelas, bisa menghasilkan operasi yang optimum, dan meminimalisir korban kecuali benar-benar terpakasa,” kata Edy. (roi/Dz)