Pemimpin Kaya Bisa Minimalisir Korupsi? Ahok: Salah, Mending Cari yang Miskin

eramuslim.com – Gus Miftah dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok punya pandangan berbeda persoalan memilih karakter pemimpin bangsa.

Jika Gus Miftah menyarankan memilih yang kaya, Ahok justru menyarankan memilih pemimpin yang miskin.

“Itu teori yang salah juga sebenarnya (memilih pemimpin kaya), saya waktu di kampung saya ingat banget tuh,” kata Ahok dikutip fajar.co.id, Sabtu (3/2/2024).

Ahok mengingat saat dia jadi bupati dan bertanya kepada warganya mengapa masih memilihnya sebagai kepala daerah.

“Waktu kampanye saya bertanya kenapa masih pilih saya jadi bupati, ‘karena bapak kaya, tidak mau korupsi lagi’,”kata Ahok menirukan suara warga.

Ahok kemudian menyarankan agar memilih pemimpin miskin, sebab jika dia korupsi tidak bakal banyak.

“Salah saya bilang, mending lu cari yang miskin, karena yang miskin ini mungkin dia baru pengen beli Honda Tiger, kalau saya sudah berpikir mau beli helikopter Honda, saya maunya makan daging impor,”katanya.

Ahok mengatakan, standar hidup orang kaya sudah tinggi, sehingga jika korupsi pasti bakal lebih banyak.

“Dia mungkin makan lokal udah enak sebelum dia naik kelas,” katanya.

Ahok menegaskan orang kaya jika korupsi maka nilainya dipastikan besar. Karena kebutuhan hidupnya juga besar.

“Jadi kalau dasar milih orang karena dia kaya, salah. Harus pilih karakter teruji saya bilang. Karena orang kaya kalau memang dia korup makin gede makannya. Karena kan dia butuhnya lebih banyak,” pungkasnya.

Sebelumnya, Gus Miftah berpesan agar pemilih pemula bisa memilih calon pemimpin yang sudah selesai dengan masalah pribadinya. Sehingga, lebih bisa mengutamakan kepentingan rakyat, bukan kepentingan diri maupun golongannya.

“Masalah terbesar bangsa ini apa, korupsi. Kalau kita punya pemimpin yang sudah cukup dengan dirinya sendiri (sudah kaya), itu meminimalisir untuk korupsi,” ujar Gus Miftah, Senin (29/1/2024) lalu.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar