Pemilu Legislatif Dilaksanakan, Masyarakat Bingung Tentukan Pilihan

‘Aduh gambarnya banyak banget ya’, seorang ibu berceloteh di TPS 21, Kelurahan Kalisari, saat melihat-lihat kertas peraga surat suara yang berisi foto-foto calon anggota legislatif dari partai politik yang akan dipilih pada hari pelaksanaan pemilu 9 April 2009.

Pemilu legislatif kali ini memang bukan hanya memilih partai politik saja, tapi juga memilih calon wakil rakyat baik untuk DPR, DPRD, DPD dan DPR Kabupaten (untuk luar Jakarta). Bisa dibayangkan masyarakat harus berhadapan dengan kertas suara yang lebarnya sekitar setengah meter itu. Hal kesulitan tersendiri bagi mereka yang berusia lanjut dan tidak bisa membaca, karena mereka hanya dapat melihat tulisan nama-nama caleg, kecuali untuk DPD yang ditampilkan foto calegnya. Bukan hanya itu sempitnya bilik suara yang disediakan menyebabkan ruang gerak pemilih sulit untuk membuka dan melipat kertas suara.

"Ya udah milih tadi. Tapi ribet banget deh, kertas itu loh besar banget kaya tiker. Tadi aja melipatnya hampir salah, gambarnya keluar untung dibantu sama petugas," ujar Nenek Djuriah (70 tahun) saat ditanya Eramuslim.

Azas Langsung Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil (Luber-Jurdil) ternyata juga sudah hampir tak sepenuhnya dijalankan. Terutama bagi para lansia dan penyandang cacat, sehingga tak sebentar waktu yang dibutuhkan untuk menentukan pilihan didalam bilik suara.

"Milihnya gimana Nek? Ya tadi diunjuki sama Aziz (red.anaknya), saya tanya yang mana niy ziz? Ya yang itu yang saya pilih," ungkapnya.

Untuk TPS 21, Daftar Pemilih Tetap (DPT) berjumlah 401, namun kira-kira yang memberikan suara hanya sekitar 335, karena selain meninggal dunia, ada beberapa warga yang sudah tidak tinggal diwilayah tersebut.

Menjelang hari pencontrengan, beberapa pesan singkat diterima oleh Eramuslim salah satunya berasal dari Forum Umat Islam. Dalam pesan singkatnya, Sekjen FUI M. Al-Khaththath mengajak, umat Islam untuk memilih partai dan caleg pro syariah untuk mengubah sistem sekuler menjadi sistem Islam. "Haram pilih caleg/partai politik anti syariah. Selamatkan Indonesia dengan Syariah," tegasnya.(nov)