Pemilu 2009 yang baru saja dilaksanakan Kamis (9/4) menyisakan berbagai persoalan mulai dari protes warga yang tidak terdaftar dalam sebagai pemilih tetap (DPT), kecurangan-kecurangan pada pencontrengan, sampai pada hilangnya surat suara ataupun tertukar sehingga harus dilakukan pemilu lanjutan seperti yang terjadi Solo.
Meski banyak hujatan terkait masalah-masalah yang terjadi dalam proses pemilu 2009, namun Komisi Pemilihan Umum (KPU) merasa bersyukur karena masih banyak yang menilai kinerja KPU sudah bagus dan banyak yang mengucapkan selamat.
"Walaupun sekian banyak orang yang mengatakan bermasalah, tapi kita Alhamdulillah sudah banyak yang mengucapkan selamat. Bahkan malam tadi pertemuan dengan KPU Malaysia, kami merasa sangat puas dengan kerja KPU selama ini. Masih ada yang memuji, dari sekian banyak orang yang menghujat, masih ada aja yang mengucapkan selamat pada kita. Alhamdulillah," kata Ketua KPU Abdul Hafiz Anshary, di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (10/4).
Menurutnya, bahwa tidak semua orang yang berpandangan negatif, itu hanya orang-orang tertentu saja. Hafiz juga mengungkapkan kegembiraannya, ketika orang asing yang berkunjung ke KPU menyatakan kepuasannya atas apa yang dilihatnya dalam proses pemilu di sini.
"Kami sangat puas dibawa ke sini, kemudian melihat cara kerjanya, kami melihat langsung di lapangan. Kalau seperti ini kami yakin semuanya akan berjalan baik," ujar Hafiz menirukan.
Hafiz juga mengaku, hingga saat ini SMS terus terimanya. Dengan ucapan sabar, sukses, selamat, ini sudah kerja yangbagus. "Kalau baik semua kita gak di dunia. Maka saya nanggapi itu enjoy aja, tidak ada masalah.Yang penting kami setiap masukan dari siapapun, kita perbaiki," tegasnya.
Parpol Siapkan Gugatan
Sementara itu, beberapa partai politik berancang-ancang untuk mengajukan gugatan terkait ketidakpuasan dalam proses pelaksanaan pemilu legislatif 2009, misalnya PDIP dan PBB.
Partai Bulan Bintang siap memperkarakan kecurangan-kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2009. Partai akan menghimpun bukti-bukti, khususnya menyangkut Daftar Pemilih Tetap. "Kalau untuk serangan fajar, kita yakin ada, tapi sulit membuktikannya. Tapi kalau soal DPT banyak buktinya. Kita akan permasalahkan itu dan akan gabung dengan partai-partai lain untuk memperkarakan masalah ini," kata Ketua DPP Partai Bulan Bintang Yusron Ihza Mahendra.
Yusron menduga adanya kecurangan secara sistematis terkait DPT yang berbasis IT, sehingga menyebabkan sulit ditembus siapa-siapa, dan faktor ini harus diperhitungkan.
Direktur Eksekutif Centro Hadar Navis Gumay mengatakan, permasalahan daftar pemilih tetap (DPT) membuat pemilu rawan terjadi gugatan dari pihak-pihak yang tidak puas.
"DPT ini paling empuk digunakan untuk landasan menggugat. Nanti siap-siap saja, yang kecewa pasti menggunakan ini,"katanya.
Ia berharap, masalah DPT mudah-mudahan tidak digerogoti dengan persoalan sengketa hasil pemilu yang akan diajukan parpol-parpol.
Sebelum KPU mengumumkan hasil sementara perolehan suara, beberapa lembaga survey sudah merilis hasil pemilu legislatif dengan metode penghitungan cepat (quick count), misalnya hasil survei LP3ES, Partai Demokrat menempati urutan teratas, disusul Partai Golkar, PDIP, PKS, dan PAN.(nov)