Eramuslim.com – Pemerintah dikatakan menutup-nutupi kondisi ekonomi Indonesia yang tengah mengalami kecemasan menghadapi beban negara yang tidak sesui dengan kemampuan pemerintah untuk menggenjot pendapatan negara.
Center of Reform On Economics (Core) mengatakan selama ini pemerintah hanya menyampaikan beban bunga utang negara masih di bawah 30 persen dari Gross Domestic Product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB).
Angka ini memang masih lebih kecil dibanding dengan negara-negara lain, namun Direktur Core, Mohammad Faisal mengungkapkan bahwa pemerintah tidak menyampaikan beban bunga utang disertai angsuran pokok utang itu sendiri yang berjumlah Rp630 Triliun atau lebih besar dari anggaran infrastruktur 2017 sekalipun yakni sebesar Rp401 Triliun.
“Belanja pemerintah begitu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan pendapatan negara. Tahun ini ada Rp401 Triliun anggaran untuk infrastruktur, itu jauh lebih besar dibanding tahun lalu hanya sekitar Rp200 triliun. Tahun depan naik lagi Rp409 triliun,” kata Faisal di Jakarta, ditulis Kamis (2/11).
“Tapi yang tidak mengemuka oleh pemerintah yaitu pokok utang dan bunga utang yang nilainya Rp630 Triliun, jauh dibanding anggaran infrastruktur,” tambah Faisal.
Lalu Faisal melihat potensi beban keuangan negara pada tahun mendatang akan kian berat, pasalnya banyak Surat Utang Negara (SUN) yang telah diterbitkan akan mengalami jatuh tempo.
Kemudian ditinjau dari proyeksi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2018 sebesar 5,4 persen. Menurut Faisal angka itu tidak realistis, karena melihat pertumbuhan tahun ini diperkirakan hanya mencapai 5 persen dari taget APBN 5,2.