Eramuslim.com -Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution tidak mau ada gerakan cinta rupiah untuk merespons terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Darmin menilai, hal itu bukan cara yang efektif untuk menahan laju nilai kurs rupiah.
Terkait pernyataan tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono sepakat dengan pernyataan Darmin. Gerakan cinta rupiah, kata Arief tidak berimbas dengan greenback (dolar AS).
“Sebab saya tahu pemerintah sudah nggak punya instrumen lagi untuk membuat rupiah menguat terhadap greenback,” ujar Arief melalui pesan yang dipancarluaskan, Selasa (4/9) malam.
Selain itu, kata Arief, program tax amnesty yang diharapkan ada repatriasi modal masuk ke Indonesia juga tak muncul.
“Sementara negara dan BUMN sedang berkutat hingga bleeding akibat utang investasi di sektor infrastruktur yang jor-joran dalam denominasi dolar yang akan jatuh tempo,” ungkapnya.
Sementara itu, lanjut Arief, infrastruktur yang dibangun belum selesai dan belum memberikan timbal balik investasi.
“Sementara investasi jor-joran China ke Indonesia stagnan,” ucapnya.
Di lain sisi, tambah Arief, perusahaan swasta yang produknya berorientasi ekspor seperti produk CPO dan tambang lebih memilih menempatkan penghasilannya di luar negeri untuk berjaga jaga saat jatuh tempo utangnya yang berdenominasi dolar.
“Serta ketakutan akan makin melemahnya tata uang rupiah yang semakin dalam,” demikian Arief.(kl/rmol)