Pemerintah Indonesia tidak pernah akan mengakui keberadaan negara Israel yang berdiri di atas tanah Palestina selama enam dekade, sehingga Indonesia tetap menolak keberadaan negara Israel tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Mensesneg Hatta Rajasa ketika diminta menanggapi pernyataan Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Dur yang menyarankan Indonesia sudah waktunya mengaku Israel, karena eksistensi Israel tidak terbantahkan. Pernyataan itu disampaikan Dur dalam lawatan ke AS menerima untuk penghargaan sebuah LSM Yahudi yang sangat Zionistik, Simon Wiesenthal Center.
"Lebih baik Indonesia berusaha mengupayakan sesegera mungkin kemerdekaan di Palestina, dari pada menanggapi keberadaan eksistensi Israel itu, " ujarnya pada pers, di Istana Negara, Jakarta, Jum’at (16/5).
Terkait penyelesaian konflik Palestina, Menurut Hatta, Indonesia masih tetap konsisten dan fokus dalam mendorong berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat, dari penindasan dan kekejaman yang dilakukan oleh zionis Israel.
Hatta juga membantah pandangan beberapa pihak yang menilai Indonesia tidak banyak berbuat atau membantu bagi kemerdekaan Palestina secara konsisten, karena Indonesia masih dibayang-bayang tekanan AS.
"Indonesia telah banyak melakukan tindakan nyata, untuk mendorong bagi kemerdekaan dan perdamaian bagi Rakyat Palestina dengan berbagai cara, melalui diplomasi melalui forum internasional, " pungkasnya.
Sebelumnya, Peneliti Pusat Studi Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Muhammad Luthfi Zuhdi mengatakan, kedekatan Gus Dur dengan Yahudi Israel dapat mempengaruhi posisi Indonesia yang memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.
Terkait dengan penghargaan LSM Yahudi, Luthfi menyatakan, kondisi saat ini sangat berbeda, negara Zionis-Israel ini berdiri sebagai bentuk zionisme yang menindas dan melakukan kekejaman terhadap rakyat Palestina.(novel)