Wakil Ketua DPD Laode Ida menilai, pemerintah pusat terkesan membiarkan dan mempertahankan gejolak yang terjadi di Papua untuk kepentingan tertentu. Padahal saat ini, semakin banyak warga Papua yang mencari kebijakan sendiri berupa perlindungan keluar negeri.
"Bisa dikatakan watak dan mentalitas pemerintah pusat mirip dengan lele dumbo yang hidup bertahan subur di air yang kotor, " tegasnya di gedung DPR RI Jakarta, Rabu(10/5).
Menurutnya, kondisi seperti ini mempengaruhi psikologis masyarakat Papua, sehingga berpotensi kuat menimbulkan disintegrasi. Karena banyak faktor baik secara internal maupun eksternal yang mendukungnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, isu etnis dan agama merupakan faktor yang sangat kuat penyebab disintegrasi, sebab tidak bisa dipungkiri, warga Papua mempunyai dukungan yang besar dari jaringan internasional. Selain itu, saat ini di Papua sudah muncul generasi yang kritis terhadap kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah pusat.
"Papua termasuk etnis Melanisia, mempunyai jaringan di Pasifik dan PBB. Mayoritas dari mereka adalah non muslim, jadi lebih mudah menjalin relasi dengan negara-negara besar di Eropa dan Australia, " ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk mengantisipasi semakin meluasnya gerakan separatis di Papua, ia meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan dialog nasional dengan warga Papua, untuk mengurangi kecurigaan para elit di Papua dan melakukan diplomasi total di tingkat internasional. Pemerintah harus mengutamakan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan pelayanan hak-hak dasar bagi warga Papua, dan segera memastikan untuk melantik Gubernur terpilih, guna mencegah terciptanya instabilitas baru di tingkat lokal. (novel/travel)