Departemen Luar Negeri RI menyatakan prihatin atas peristiwa peledakan bom di Masjid Imam Ali Al-Hadi, di Sammara dan serangan terhadap sejumlah masjid Sunni oleh kelompok Syiah, sehingga menimbulkan suasana yang buruk di Irak. Demikian disampaikan oleh Juru Bicara Deplu Yuri Octavian Thamrin dalam jumpa pers, di Kantor Departemen Luar Negeri, Jakarta, Jum’at (24/02/06).
"Kita sangat prihatin dengan peledakan yang terjadi di Sammara, situasi ini telah memburuk hubungan antara Sunni dan Syiah," katanya.
Menurutnya, situasi yang memburuk ini dapat diredam, jika para tokoh agama kedua kelompok ini bisa memenangkan gejolak para pengikutnya, sehinggga kedua kelompok ini bisa mengedepankan perdamaian.
Lebih lanjut Yuri menegaskan, selain upaya perdamaian dari masing-masing kelompok perlu dilakukan upaya hukum secara intensif untuk mencari pelaku dan mengetahui motivasi di belakang aksi-aksi yang telah menimbulkan kerusuhan.
"Penyelesaian melalui proses hukum harus dilakukan, sehingga situasi sulit di sana tidak berlarut-larut," tandasnya.
Ia menambahkan, pemerintah Indonesia berharap situasi buruk yang terjadi di Irak cepat berakhir dan tidak berkembang menjadi lebih parah. (novel)